Anggota Komisi VIII DPR RI Desy Ratnasari (Foto: Humas DPR)
Tarakan - Anggota Komisi VIII DPR RI Desy Ratnasari menyatakan Kota Tarakan memerlukan adanya rumah aman bagi korban kekerasan perempuan dan anak yang disebut save house atau shelter.
Ia minta Kementerian Sosial untuk menindaklanjuti usulan tersebut. Hal itu mengingat, di Kota Tarakan belum ada rumah aman bagi korban kekerasan perempuan dan anak."Ini menjadi perhatian kita untuk ditindaklanjuti ke Kementerian Sosial. Yang lebih utama lagi yang membangun adalah Pemerintah Daerah, yaitu Gubernur atau Walikotanya," tegasnya saat Tim Komisi VIII melakukan pertemuan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tarakan, Senin (30/10).Meski jumlah kasus KDRT perempuan dan anak menurun tiap tahunnya, namun lanjut politisi PAN ini, dikuatirkan hal ini bukan karena jumlahnya yang turun, melainkan banyak yang tidak melaporkan pada dinas yang terkait.Baca juga :
DPR Dukung Penuh Target Indonesia Bebas TBC 2029
"Hampir stiap hari kita menangani kasus KDRT maupun pelecehan seksual, begitu pula dengan anak dibawah umur 17 tahun itu juga ada beberapa belas kasus lainnya. Semuanya lengkap mulai dari kronologis, data korban, pelaku dan penangananya,” kata Siti.
DPR Dukung Penuh Target Indonesia Bebas TBC 2029
Warta DPR Komisi VIII DPR Kunjungan Kerja