Minggu, 22/12/2024 18:46 WIB

Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Iran Sebut Kesalahan Bersejarah

Panglima Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari menggambarkan kebijakan Washington mengakui al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Israel sebagai kesalahan bersejarah

Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, Mohammad Ali Jafari (Foto: Financial Tribune)

Tehran - Panglima Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari menggambarkan kebijakan Washington mengakui al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Israel sebagai kesalahan bersejarah. Ia mengatakan bahwa kota suci akan menjadi kuburan bagi entitas Zionis palsu.

"Amerika Serikat dan rezim Zionis melakukan kesalahan yang paling bersejarah, dan dengan rahmat Tuhan, Quds akan menjadi kuburan bagi rezim Israel yang palsu," kata Mayor Jenderal Jafari pada Sabtu (9/12).

Ia juga mengkritik beberapa negara regional yang mendukung usaha tersebut. Ia mengatakan bahwa, "kita tahu bahwa keputusan ini adalah hasil konsultasi, kesepakatan dan koordinasi di belakang layar, dengan beberapa negara Arab, terutama Arab Saudi, dan mereka Sudah mengetahui masalah ini sejak beberapa bulan yang lalu."

"Rezim Saudi yang melawan kejahatan Amerika Serikat hanya terbatas pada kata-kata dan pernyataan," tambahnya, dilansir Tasnim, Minggu (10/10)

Selanjutnya, Komandan IRGC mengatakan bahwa langkah Amerika Serikat dan Israel berupaya untuk menghancurkan Masjid al-Aqsa. Ia menekankan bahwa umat Islam harus segera melawan plot yang tidak menguntungkan tersebut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan kota yang disengketakan di ibukota Quds Israel, di tengah peringatan dari seluruh dunia bahwa keputusan tersebut berisiko memicu gelombang kekerasan baru di Timur Tengah.

Dalam pidatonya di Gedung Putih Rabu (6/12), Trump juga mengatakan bahwa pemerintahannya juga akan memulai proses pengalihan kedutaan besar Amerika di Tel Aviv ke kota suci yang sudah direncakan selama selama bertahun-tahun.

Pengumuman tersebut sekaligus membatalkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang sudah berlangsung selama beberapa dasawarsa. Para pemimpin Palestina sebelumnya telah memperingatkan langkah tersebut akan mengancam solusi dua negara.

Israel menduduki Yerusalem Timur pada akhir Perang 1967 dengan Suriah, Mesir dan Yordania; bagian barat kota suci telah diduduki dalam perang Arab-Israel 1948.

Pendudukan Israel di Yerusalem Timur secara efektif menempatkan seluruh kota di bawah kendali Israel secara de facto. Yurisdiksi Israel dan kepemilikan Yerusalem, meski tidak diakui oleh masyarakat internasional. Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka di masa depan

KEYWORD :

Yerusalem Iran Amerika Serikat Israel




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :