Idham Arsyad, Gerbang Tani
Jakarta - Ketua Umum Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia (Gerang Tani) Idham Arsyad, menilai kebijakan pemerintah mengimpor beras kontra produktif dengan visi dan misi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat pangan.
"Rencana impor beras ini sungguh tidak sesuai dengan janji Presiden untuk mendorong terwujudnya kedaulatan pangan," kata Idham Arsyad dalam siaran pers ke redaksi, di Jakarta, Selasa (16/1)
Selain itu, Idham menilai impor beras kali ini juga menunjukkan bahwa kepedulian terhadap petani sangat lemah. Sebab, impor beras dilakulan di saat petani akan panen.
"Bulan Februari dan Maret ini akan ada panen raya, artinya jika dilakukan impor maka akan sangat merugikan petani karena harga pembelian gabah petani pasti akan anjlok," tegas Idham.
Fakta bahwa pemerintah akan kembali mengimpor beras dalam jumlah besar menjadi tanda tanya besar. Sebab, selama ini anggaran pertanian begitu tinggi yang memang didorong untuk meningkatkan produksi, tetapi kenyataan belum terwujud.
"Kami mempertanyakan klaim Menteri pertanian yang selama ini menyatakan bahwa stock beras kita aman tetapi nyatanya justru di lapangan harga beras tinggi dan operasi pasar tdk mampu mengatasi gejolak ini.
"Jika kebijakan importasi ini yang menjadi pilihan, maka diyakini bahwa akan menggerus populeritas Presiden Jokowi karena masalah pangan ini sangat dekat dengan kehidupan rakyat kita di pedesaan" Kata Idham.
KEYWORD :
Gerbang Tani Idham Arsyad Impor Beras