Jum'at, 22/11/2024 21:37 WIB

AS Kecam Rusia Atas Serangan Senjata Kimia di Suriah

Sekretaris Negara Amerika Serikat, Rex Tillerson (L) dan Presiden Recep Tayyip Erdogan (Foto: AFP)

Jakarta - Sekretaris Negara Bagian Amerika Serikat, Rex Tillerson mengutuk peran Rusia dalam "kejahatan terhadap kemanusiaan" Suriah menyusul serangan gas oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad pekan ini.

Tillerson muncul saat menandatangani peluncuran Kemitraan Internasional Melawan Impunitas untuk Penggunaan Senjata Kimia di Paris pada Selasa (23/01),dimana dia menyalahkan Rusia atas penggunaan senjata kimia Suriah terhadap rakyatnya sendiri.

"Siapa pun yang melakukan serangan tersebut, Rusia pada akhirnya bertanggung jawab atas korban di Ghouta timur dan banyak orang Suriah lainnya yang ditargetkan dengan senjata kimia sejak Rusia terlibat di Suriah," kata Tillerson.

Komentar Tillerson muncul setelah laporan tentang serangan senjata kimia yang terjadi di Ghouta timur, dekat ibukota Damaskus, pekan ini.

"Serangan baru-baru ini di Ghouta timur menimbulkan kekhawatiran serius bahwa rezim Bashar al-Assad mungkin terus melanjutkan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri," ujar Tillerson.

"Sejak April 2014, ada bukti kuat bahwa Suriah terus menerus memiliki senjata kimia dan menggunakannya untuk melawan rakyatnya sendiri," lanjutnya.

Tillerson menilai Rusia telah melanggar sebuah kesepakatan pada 2013 lalu dengan Amerika Serikat untuk menghapuskan senjata kimia serta membantu pemerintah Suriah melanggar Konvensi Senjata Kimia.

"Tidak ada yang menyangkal bahwa Rusia, dengan melindungi sekutu Suriah-nya, telah melanggar komitmennya kepada Amerika Serikat sebagai penjamin kerangka kerja," tuturnya.

Rusia telah dua kali memveto resolusi untuk sebuah badan investigasi guna memeriksa siapa yang bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Suriah. Selain itu juga merancang sebuah resolusi Dewan Keamanan U.N yang meminta sebuah struktur baru untuk menyelidiki serangan kimia.

"Kami ingin meningkatkan perselisihan di atas dan menyarankan agar badan investigasi internasional yang baru dibentuk untuk menetapkan fakta berdasarkan bukti teliti dan tak terbantahkan. Bukti itu  diterima dengan menggunakan metode yang transparan dan dapat diandalkan. Oleh karenanya Dewan Keamanan dapat mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas penggunaan racun sebagai senjata, "kata perwakilan permanen Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya.

Tillerson meminta Rusia untuk "minimal" menghentikan veto dan paling tidak memilih suara Dewan Keamanan pada masa depan mengenai penyelidikan terhadap siapa yang bertanggung jawab atas serangan di Suriah.

"Lebih dari 25 negara yang berpikiran sama ada di sini hari ini untuk memastikan bahwa mereka yang menggunakan senjata kimia akan bertanggung jawab," katanya.

"Pilihannya adalah milikmu. Orang-orang Ghouta Timur sedang menonton dan seluruh dunia juga menonton," ujar Tillerson.

KEYWORD :

Amerika Rusia Rusia Suriah Senjata Kimia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :