Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan mantan Presiden PKS Anis Matta
Jakarta - Petisi permintaan agar Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman (MSI) mundur dari jabatannya dinilai sebagai pertanda kekecewaan seluruh kader dan simpatisan.
Salah satu pendiri PKS, Fahri Hamzah mengatakan, petisi itu adalah pertanda bahwa kader PKS dan publik merasa kecewa, terutama simpatisan yang selama ini berada dalam barisan para pendukung aksi-aksi semacam 212 yang kritis terhadap Ahok dan Jokowi.
"Itu artinya bahwa MSI membuat kecewa banyak orang, sehingga kader atau simpatisan merasa bahwa dia layak untuk diberhentikan," kata Fahri, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Sabtu (17/2).
Diketahui, Presiden PKS MSI diminta mundur dari jabatannya. Hal itu menyikapi pidato MSI untuk mengajukan kader PKS sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi Presiden Jokowi.
Pidato MSI yang disampaikan dalam agenda Rembuk Nasional dan Ngaji Budaya Fraksi PKS Se–Indonesia di Yogyakarta pada 13–16 Februari 2018 itu menuai kecaman dari kader PKS.
Alhasil, petisi permintaan agar MSI pun beredar di change.org berjudul "MSI Harus Mundur Dari Jabatan Presiden PKS".
Dalam petisi tersebut terdapat pernyataan yang menyebut bahwa, pidato MSI dinilai telah menciderai proses penjaringan bakal capres dan cawapres yang sedang dilakukan partai.
"Mengabaikan dan melukai hati Kader dan Pengurus PKS yang mengiginkan kepemimpinan yang pro umat islam," tulis dalam petisi tersebut.
Selain itu, MSI juga dianggap melukai hati kader, simpatisan PKS dan umat islam. "Karena menjadikan partai-partai pendukung penista agama sebagai salah satu prioritas koalisi PKS di pilpres 2019," tulis dalam petisi itu.
Petisi ini diinisiasi seseorang bernama Salim Assegaf dan ditujukan kepada Ketua Majelis Syuro PKS, Pengurus PKS se-Indonesia, kader dan simpatisan PKS, dan Umat Islam di Indonesia.
KEYWORD :Pilpres 2019 Presiden PKS Sohibul Iman Jokowi