Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Foto: Mentan)
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman akan menutup impor bawang putih 2019. Sementara untuk 2020, paling lambat 2021, ia manargetkan swasembada bawang putih.
Ia menjelaskan bahwa, 2014, lahan bawang putih nasional mencapai 1000 hektare. Tahun 2018, naik menjadi 15.000 hektare. Untuk mencapai swasembada hanya butuh sekitar 60.000 hektare.
"Jadi, nanti rencananya minimal 2020 atau 2021, jika tahun ini bisa ditanam 15 ribu hektare dan tahun depan 45 ribu hektare," kata Amran usai panen perdana bawang putih di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Kamis (22/3) kemarin.
Untuk mendukung target tersebut, Mentan mewajibkankan para pengusa (Importir, Red) menanam 5 persen dari volume permohonan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dan kewajiban tanam persen dari kebutuhan nasioanal. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 tahun 2017.
"Aku tidak ingin salaman dengan kalian (Importir), jika kalian tidak tanam bawang putih di Indonesia. Pokoknya 2019 stop impor bawang putih," kata Amran di hadapan awak media.
"Bukan aku tak sayang atau benci sama kalian, tapi saya tidak ingin ada fitnah. Aku janji akan mengundang kalian ke kantor, jika Indonesia tidak lagi impor bawang putih," sambungnya.
Amran mengatakan, kebutuhan bawan putih nasional setiap tahun saat ini sekitar 500 ribu ton yang diimpor dari beberap negara seperti China, India, Vietnam dan mesir. Sedangkan produksi bawang putih nasional hanya sekitar 20 ribu ton. Dengan kata lain 95 persen kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi melalui impor.
Karena itu, selain Lombok Timur, Temanggung, Magelang dan Karanganyer, kehadiran Banyuwangi sebagai sentra baru produksi bawang putih yang mampu menyangga kebutuhan nasional.
KEYWORD :
Kementan Banyuwangi Bawang Putih Importir
