Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerima delegasi menerima kunjungan Pelopor Khusus Dewan HAM PBB Jakarta, Senin (9/4).
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman prihatin atas perlakuan beberapa negara eropa, berkaitan dengan "Black Campaign" produksi sawit indonesia.
Demikian disampaikan Amran di sela-sela kunjungan Pelopor Khusus Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) untuk Hak atas Pangan di Gedung Kementerian Pertanian(Kementan) pada Senin (9/4).
Amran menjelaskan bawah Indonesia sangat memperhatikan dan sangat berkepentingan dengan lingkungan. Namun Pemerintah juga tidak serta-merta bisa mengabaikan 30 juta, komonitas yang menggantungkan kehidupanya dari budidaya sawit dan itu pasti masyarakat kita yang perlu dilindungi."Jadi tadi dalam dialog, kita juga menitip pesan agar HAM PBB, Hak untuk Pangan, turut membantu agar pandangan beberapa negara eropa, bisa lebih baik dan netral untuk hal ini. Kebun Sawit di Indonesia, 51 persen adalah kebun rakyat dan 49 persen lainnya Swasta dan Badan Usaha Minilik Negara (BUMN)," kata Amran.
Ketua Delegasi, utusan HAM PBB, Hilal Elver, mendukung upaya Mentan melindungi petani melalui bantuan-bantuan saprodi, alat dan mesin pertanian, serta memperpendek rantai pasar produk pertanian, yang semuanya didesikasikan untuk meningkatkan pendapatan petani dan pengentasan kemiskinan.
Ia juga mengatakan kesejahteraan jutaan keluarga pekebun yang hidup dari sawit lebih patut dilindungi dibandingkan orang hutan yang menghuninya, sehingga kampanye hitam tentang sawit Indonesia adalah sesuatu yang tidak berdasar.
"PBB akan terus mendukung upaya Mentan dalam melindungi petani termasuk dalam mendorong perlindungan pada varietas-varietas padi, dan komoditi lainnya yang dikembangkan petani di daerah-daerah (varietas lokal)," jelasnya.Kementan Amran Sulaiman HAM PBB Kelapa Sawit