Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meninjau hari pertama ujian nasional
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi keluhan tentang soal Ujian Nasional (UN) Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik.
Menurut Menteri Muhadjir, soal-soal UN yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik.
“Soal-soal penalaran pada ujian nasional sebetulnya hanya sekitar 10 persen dari total semuanya. Ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar kita dengan standar internasional, antara lain seperti standar Program for International Student Assessment (PISA),” jelas Mendikbud, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).
Pengenalan soal penalaran ini, merupakan upaya untuk mengejar ketertingalan pencapaian kompetensi siswa Indonesia di tingkat internasional. Selain itu juga, model soal penalaran merupakan salah satu tuntutan kompetensi dalam pembelajaran abad 21, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
Dengan begitu, peserta didik diharapkan mampu menganalisa data, membuat perbandingan, membuat kesimpulan, menyelesaikan masalah, dan menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan nyata.
Pada kesempatan yang sama, Ketua BSNP, Bambang Suryadi mengatakan, soal UN tahun ini dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang disusun oleh Kemendikbud, dengan melibatkan guru, yang selanjutnya ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada Agustus 2017, dan dimuat di laman http://bsnp-indonesia.org.
Kisi-kisi tersebut telah disusun sesuai kompetensi dasar yang harus diajarkan oleh guru sebagaimana dijabarkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, dan dituangkan dalam buku mata pelajaran.
Senada dengan penjelasan Mendikbud, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, menerangkan bahwa soal-soal UN terdiri dari tiga level kognitif yaitu level pertama untuk pengetahuan pemahaman sekitar 30 persen, level kedua aplikasi sekitar 60 persen, dan level ketiga penalaran sekitar 10 persen.
Soal-soal itu ditulis dan ditelaah oleh para guru yang kompeten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi.
Hasil UN ini, kata Totok, akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran.
KEYWORD :Pendidikan Ujian Nasional Matematika Mendikbud Muhadjir Effendy