Dari kiri ke kanan: Presiden Iran Hasan Rouhani, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Erdogan (Foto: Aljazeera)
Istambul - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi mengatakan, perundingan damai Suriah di Astana harus terus dilanjutkan meskipun militer pimpinan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan ke rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Sabtu lalu, AS, Perancis, dan Inggris secara bersamaan melancarkan serangkaian serangan udara ke Suriah, setelah rezim Assad diduga melakukan serangan kimia di Douma pada 7 April. Saat konferensi pers di Teheran, Qassemi mengatakan bahwa perundingan Astana - antara Turki, Iran, dan Rusia - menjadi gangguan bagi AS, yang tidak menjadi bagian dalam proses perdamaian."Serangan itu hanya bertujuan untuk merusak hubungan Iran, Rusia, dan Turki," ujar Qassemi, sambil mendesak ketiga negara untuk tetap waspada dan memperjuangkan upaya mereka untuk menjaga integritas teritorial Suriah.Baca juga :
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
"Agresi Israel ke warga Suriah dan umat Muslim di kawasan itu masih terus berlangsung. Cepat atau lambat, mereka akan menyaksikan balasan kami," tegas Qassemi. (aa)
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Senjata Kimia Suriah Iran Amerika Serikat Rusia