Zakat untuk advokasi pekerja migran Indonesia
Jakarta - Direktur Pendistribusian Badan Amal Zakat (Baznas), Mohd. Nasir Tajang menilai permasalahan yang dihadapi para pekerja migran tak hanya persoalan material saja, melainkan juga dalam ranah spiritual keagamaan.
Menurut Nasir, jika para buruh migran dapat diberikan pendidikan spiritual keagamaan yang baik, tentu bisa mengurangi permasalahan yang dihadapi, khususnya dalam pengetahuan agama.
"Kami melihat bahwa salah satu permasalahan yg dihadapi pekerja migran tak hanya terkait dengan materi akan tetapi terkait dengan akidah. Jadi jika mereka memiliki akidah yang kuat maka mereka akan memenuhi kebutuhan ekonominya melalui jalan yang mulia," ujar Nasir dalam conference pers Kamis (19/04) di Jakarta.
Nasir menambahkan 50 persen pekerja migran adalah wanita, yang notabennya dalam ajaran Islam berperan melayani anak dan suami, bukan malah menjadi mencari nafkah yang bisa menggangu tugas pokok seorang ibu rumah tangga.
"Dapat kita lihat bahwa 50% imigran adalah dari wanita, yang tentu hal itu akan melahirkan permasalahan dalam keluarganya sebab mereka punya suami dan juga anak yang harus mereka utamakan untuk diperhatikan," tuturnya.
"Mencari nafkah dalam ajaran Islam adalah tugas seorang suami, sehingga ketika seorang suami mampu melaksanakan tugas itu dengan baik, maka permasalahan-permasalahan seperti itu tidak akan terjadi," tambahnya.
Lebih lanjut Nasir menyatakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, Baznas akan memberikan pendampingan khususnya di bidang dakwah agar para pekerja migran tersebut mendapat pendidikan spiritual.
"Selain pendidikan spiritual, kita juga memberikan pendidikan skill kepada para suami mereka agar bisa mendapat pekerjaan lebih layak, sehingga istri-istri mereka tak perlu menjadi pekerja migran lagi dan fokus menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga," tutupnya.
Migran Buruh Zakat Baznas