Kamis, 26/12/2024 17:50 WIB

18 Pelajar Indonesia Bertarung di Kompetisi Ilmiah AS

Mereka diharapkan bertanding secara serius demi mengharumkan nama Merah Putih di level internasional.

Pelepasan 18 pelajar Indonesia untuk bertanding di ajang Intel ISEF di Amerika Serikat

Jakarta – Sebanyak 18 pelajar Indonesia bakal unjuk gigi dalam kompetisi ilmiah internasional Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2018. Ajang tersebut digelar pada 13-18 Mei mendatang di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).

Ke-18 pelajar tersebut yaitu Amelinda, Christopher Prasetya, Devina Grisella, Zahira Amalia, Nur Bella Turcica Anibah, Jane Carolyne Hantanto, Herdita Asya Putri, Nabila Triana, Arif Kusuma Firdaus, Nadia Alfi Syarifah, Tara Belinda, Putri Azizah Malik, Ardilla Ayu Syahmina, I Dewa Gede Wicaksana, Yuan Dwi Kurniawan, Ignatius Hapsara, Attar Fathiya, dan Aden Khaitami.

Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Purwadi menjelaskan, para pelajar yang dikirim ke AS ini merupakan pemenang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun lalu.

Sementara Intel ISEF adalah ajang kompetisi sains pra perguruan tinggi terbesar di dunia. Tahun ini terdapat 1.800 peserta yang berasal dari 80 negara.

“Peserta berkesempatan memamerkan hasil penelitian independen mereka. Tahun ini panitia menyediakan hadiah rata-rata $4 juta,” ujar Purwadi saat acara pelepasan di Kantor Kemdikbud Jakarta, Rabu (9/5).

Dalam sambutannya, Plt Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto mengingatkan bahwa para remaja peneliti ini adalah wakil Indonesia. Sehingga mereka diharapkan bertanding secara serius demi mengharumkan nama Merah Putih di level internasional.

“Jangan minder, kalian harus pede (percaya diri, red), tapi jangan sombong dan keluarkan kemampuan terbaik kalian,” kata Bambang

Selain bertanding serius, lanjut Bambang, 18 remaja itu juga diimbau menjaga hubungan baik dengan para peserta lain yang berasal dari beragam negara. Hal demikian berguna untuk memperluas jejaring para remaja tersebut.

“Siapa tau mereka akan menjadi bagian masa depan kalian,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal Dikdasmen Hamid Muhammad. Hamid berpesan supaya para remaja ini fokus pada pertandingan dan menjaga mental ketika melihat karya-karya penelitian dari negara lain.

“Fokus, pede, dan jaga mental saat berhadapan dengan pelajar dari luar negeri," ujar Hamid.

Sementara Kasubdit Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA Suharlan menerangkan, 12 pelajar yang lolos sebagai finalis LKIR 2017 tersebut dibagi dalam tujuh tim science project. Dan satu pelajar lagi menjadi peserta Broadcom Master International Program.

“Sedangkan enam pelajar pemenang OPSI 2017 terbagi ke dalam tiga tim science projects,” jelas Suharlan.

KEYWORD :

Pendidikan Kompetisi Ilmiah Intel ISEF Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :