| Rabu, 09/05/2018 21:10 WIB
Sang maestro tenun ikat Indonesia, Didiet Maulana (Foto: Instagram)
Jakarta - Indonesia memiliki ragam wastra Nusantara yang berpotensi untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Warna dan motif tenun di berbagai daerah lengkap dengan setangkup filosofinya menginspirasi seorang Didiet Maulana. Ia Jatuh cinta pada tenun.
Kecintaan pria kelahiran Bandung 18 Januari 1981 ini diwujudkan dengan membangun brand IKAT Indonesia yang tujuh tahun hingga kini makin melejitkan namanya sebagai desainer khas
tenun.
Nama Ikat yang dipilihnya memiliki arti meng`ikat` dirinya untuk terus memakai bahan-bahan tradisional Indonesia sebagai acuan desain.
"Untuk koleksi awal saya memakai Tenun Ikat karena motif geometrikal dan strukturnya yang kuat, mengingatkan saya dengan bangunan arsitektur. Keindahan dalam sebuah struktur," ujarnya.
Menjadi perancang busana meupakan passion sejak masa kecil. Ia yang dari dulu hobi menggambar selalu menuangkan kreativitasnya lewat lukisan-lukisan. Saat itu, menggambar gaun wanita adalah jenis gambar favoritnya. Meskipun demikian, ia juga menggemari segala sesuatu yang berbau teknik sehingga ia pun memilih jurusan arsitektur.
Didiet seakan tergerak untuk mengasah kembali keahliannya yang telah lama tertimbun, yakni desain busana. Memberanikan diri untuk meninggalkan zona nyamannya.
"Melalui tenun ini salah satu cara saya untuk berkontribusi kepada industri mode Indonesia," ujarnya.
Atas dedikasi dan semangatnya membumikan
tenun menjadi
outfit yang bisa dikenakan sehari-hari ini, Didiet pernah dinobatkan sebagai salah satu
fashion entrepreneur terkemuka oleh majalah gaya hidup ternama di Indonesia.
Tapi ia tak ingin sendiri membangun dan mengenalkan
tenun, Didiet menggandeng para
public figure dan
influencer Indonesia.
"Saya ajak mereka mengenakan
tenun bukan hanya ketika ada acara kusus tetapi juga sebagai pakaian sehari-hari yang menemani aktivitas mereka, entah itu sebagai model, penyanyai atau pemain film," imbuhnya.
Tak hanya mengajak nama-nama kesohor, ia juga sudah konsisten mengenalkan
tenun pada anak-anak sekolah, sedini mungkin yang bisa mereka dapatkan dalam muatan lokal atau ekstrakulikuler.
"Mereka tak hanya tahu kalau kita punya
tenun tetapi juga bagaimana membuat dan merawatnya," ucapnya saat ditemui sebelum
fashion show IKAT Indonesia bertajuk "Surya" di Hotel Monopoli, Jakarta, Selasa (8/5).
Tak sebatas keinginan, Didiet pun mendatangi berbagai daerah untuk terjun langsung mendampungi anak-anak sekolah menengah dan kejuruan untuk belajar membuat
tenun, salah satunya di daerah Kediri.
"Di beberapa sekolah di Kediri bahkan membuat sendiri seragam skolah mereka dengan menggunakan modifikasi
tenun," ucapnya mantap.
Ia optimis, tak hanya Kediri tetapi juga daerah yang lain benar-benar bisa mempraktikkan semangat menjaga potensi
tenun di Indonesia sebagai warisan yang tak pernah lekang oleh zaman.
KEYWORD :
didiet maulana tenun ikat indonesia fashion