Sabtu, 23/11/2024 23:45 WIB

Oknum Pegawai PNS dan BUMN Dituding Danai Aksi Teroris

Sedangkan lapisan pertama yakni ideolog. Dimana, lapisan ideolog memberikan paham-paham radikal untuk berbuat aksi terorisme.

Bom bunuh diri di Gereja Surabaya (IST)

Jakarta - Direktur Riset Setara Institute, Halili menduga oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) berpangkat tinggi dan pegawai BUMN turut membantu memberikan sokongan dana kepada jaringan teroris. `Logistik` itu yang nantinya dipergunakan untuk oprasional dalam melancarkan aksi teror.

Demikian dikemukakan Halili dalam diskusi bertajuk `Never Ending Terorist` di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018). Menurut Halili, andil oknum pegawai BUMN dan PNS itu masuk kategori suporter. Kategori suporter itu sendiri merupakan satu dari empat ‎lapisan yang masuk dalam kategori jaringan teroris.

"Yang termasuk suporter itu adalah eselon-eselon pegawai BUMN, PNS eselon tinggi, yang mentransfer kepada mereka untuk mendukung aksi terorisme," ungkap dia.

Lapisan suporter merupakan lapisan kedua.‎ Sedangkan lapisan pertama yakni ideolog. Dimana, lapisan ideolog memberikan paham-paham radikal untuk berbuat aksi terorisme. "Para ideolog, rekrutan dan lainnya, itulah pelapis utama yang jumlahnya tidak banyak," ujar dia.‎

Setelah level ideolog dan suporter pada jaringan terorisme, kata Halili‎, ada level simpatisan. Para Simpatisan ini merupakan pihak yang mendukung pemikiran para ideolog teroris dan menerima sokongan dana untuk melancarkan aksi-aksi teror. Lapis simpatisan ini biasanya tim lapangan yang meledakan bom.

 ‎"Simpatisan ini yang paling banyak beraksi menebar teror. Level simpatisan, maka ketika para politisi, Parpol tidak mengekpresikan kutukan aksi teror yang biadab itu, dapat dibaca oleh kelompok teror sebagai dukungan bagi mereka," ucap dia.

Sedangkan level terakhir adalah respon publik. Respon publik dinilai menjadi tolak ukur terduga teroris dalam menjalankan aksinya.‎ "Ini catatan serius untuk konsolidasi demokrasi kita," tegas dia.

KEYWORD :

Teroris Bom Setara Institute




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :