ilustrasi Israel
Tehran - Adam Entous dari New Yorker menerbitkan laporan mengungkapkan bahwa pejabat senior dari Uni Emirat Arab dan Israel bertemu di Siprus. Kedua negara itu merancang strategi bagaiman membubarkan kesepakatan nuklir 2015.
"Selama bertahun-tahun, para pejabat Amerika skeptis terhadap klaim Israel tentang kemampuannya untuk memperluas hubungan dengan negara-negara Teluk (Persia). Namun, menjelang akhir masa jabatan kedua Obama, agen-agen intelijen AS melakukan kontak dengan pejabat UEA dan Israel senior, termasuk panggilan antara pemimpin senior Emirat dan Netanyahu. lapor New Yorker.
Kemudian badan-badan intelijen AS mengadakan pertemuan rahasia antara UEA senior dan para pemimpin Israel di Siprus," sambungnya.
Seperti diketahau, UEA secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
"Kami. Para pejabat menduga bahwa Netanyahu menghadiri pertemuan tersebut, yang berpusat pada upaya melawan kesepakatan Iran Obama. Israel dan Emirat tidak memberi tahu pemerintahan Obama tentang diskusi mereka," ujarnya, dikutip dari Tehran Time, Rabu (13/6).
Pada 8 Mei, Presiden AS Donald Trump secara resmi mengundurkan diri dari perjanjian nuklir yang didukung PBB dan berencana untuk menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Segera setelah keputusan tersebut, para pemimpin Israel, Saudi dan UEA mengeluarkan pernyataan yang mendukung atas langkah Trump.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengeluarkan pernyataan, mengatakan bahwa blok 28 negara itu bersatu mendukung kesepakatan nuklir internasional itu.
Iran mengancam bahwa jika anggota yang tersisa dari perjanjian nuklir, terutama trio Uni Eropa dari Jerman, Perancis dan Inggris, tak menjamin kepentingan Iran di bawah perjanjian itu, Tehran tak segan-segan melanjutkan kegiatan nuklir dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
KEYWORD :Adam Entous UAE Iran Israel