Donald Trump dan Kim Jong Un (foto:google)
Washington - Badan intelijen Amerika Serikat (AS) percaya Korea Utara (Korut) terus meningkatkan produksi bahan bakar untuk senjata nuklir dalam beberapa bulan terakhir dan Presiden Kim Jong-un berupaya menipu AS untuk menperoleh kelonggaran.
Mengutip sejumlah pejabat AS yang akrab dengan penilaian intelijen, NBC News Sabtu melaporkan bahwa mereka tidak setuju dengan sentimen Presiden Donald Trump bahwa ancaman nuklir dari Korea Utara telah menurun sejak ia bertemu Kim.
NBC melaporkan, para pejabat percaya Pyongyang berpegang pada senjata nuklirnya yang "diyakini sangat penting untuk kelangsungan hidup sementara "memposisikan diri untuk memperoleh keuntungan dari setiap kebijakan administrasi Trump.
Penilaian intelijen terbaru dilaporkan menunjukkan bahwa Korut terus meningkatkan pengayaan uranium saat melakukan diplomasi dengan AS.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada NBC, bahwa "Tidak ada bukti Korut mengurangi stok, atau mereka menghentikan produksi nuklirnya.
"Ada bukti yang benar-benar tegas bahwa mereka mencoba untuk menipu AS," kata pejabat itu, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (1/7)
Para pejabat juga mengatakan kepada NBC bahwa penilaian intelijen terbaru menyimpulkan ada lebih dari satu fasilitas rahasia untuk memperkaya bahan nuklir, selain dari situs nuklir Yongbyon yang diungkapkan.Sejak berita ini diturungan, Gedung Putih belum menanggapi permintaan untuk komentar, NBC melaporkan.
Laporan itu muncul beberapa hari setelah pemantau Korea Utara mengklaim bahwa masih ada operasi terus berlangsung dan pekerjaan infrastruktur dilakukan di situs Yongbyon.
"Citra satelit komersial dari 21 Juni menunjukkan bahwa perbaikan pada infrastruktur di Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon terus berjalan dengan sangat cepat," 38 North melaporkan.
Seperti diketahui, setelah bertemu dengan Kim pada 12 Juni, Trump tweeted bahwa "Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara".
KEYWORD :Kim Jong un Korea Utara Amerika Serikat