Kamis, 26/12/2024 21:18 WIB

SMK Indonesia Adopsi Kurikulum Pertanian Belanda

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Belanda dipilih karena memang terbukti unggul di sektor pertanian di Eropa.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy bersama para siswa SMKN 2 Subang

Subang – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengadopsi model kurikulum pendidikan pemerintah Belanda di bidang pertanian, untuk selanjutnya diterapkan di sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian di Indonesia.

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Belanda dipilih karena memang terbukti unggul di sektor pertanian di Eropa. Negeri Kincir Angin tersebut, kata Mendikbud, memasok dua pertiga kebutuhan pangan Eropa.

“Iya, 70 persen kurikulumnya dari pemerintah Belanda. Sudah kerja sama. Itu adopsi plek. Berharap nanti bisa menular kepada kita,” kata Muhadjir saat berkunjung ke SMKN 2 Subang, pada Jumat (3/8) siang.

Muhadjir menuturkan, program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendongkrak sektor pertanian di Indonesia, yang dimulai dari bangku pendidikan menengah.

Detailnya, dalam kurikulum yang diterapkan, para siswa SMK Pertanian difokuskan pada empat prioritas utama. Pertama agronomi, yakni ilmu-ilmu budi daya, yang mencakup pertanahan, kepemilikan lahan, hingga pemupukan.

“Kedua, teknologi mekanisasi pertanian. Sehingga nanti diberikan pengetahuan untuk menguasai teknologi dan alat-alat berat,” terang Muhadjir.

Selanjutnya yakni teknologi pengolahan hasil. Kemudian dari keahlian ini, para siswa SMK Pertanian diajarkan tentang agrobisnis, dengan tujuan memperoleh pengetahuan bagaimana menjadi pelaku bisnis di pertanian.

“Nanti anak-anak itu juga disuruh membuat pilihan, apakah akan mengambil di sektor hilir atau hulu,” jelasnya.

Sebagai negara agraris, sektor pertanian Indonesia belum tergarap dengan maksimal. Penyebabnya, lanjut Mendikbud, karena adanya kekhawatiran masa depan petani yang jauh dari kata terjamin. Hal inilah yang kerap dialami oleh SMK Pertanian.

“Inilah kenappa kita sulit menarik siswa masuk SMK Pertanian karena bayangannya seperti itu. Padahal dengan masuk SMK Pertanian, kita justru ingin mengubah lingkaran setan kemiskinan di sektor pertanian dengan melahirkan petani modern,” tandas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.

KEYWORD :

Pendidikan SMK Kemdikbud Belanda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :