Sabtu, 21/12/2024 20:18 WIB

Perdana Menteri Jepang Bungkam soal Keinginan Rusia Berdamai

Perselisihan antara Rusia dan Jepang sudah berlangsung sejak tujuh dasawarsa lalu. Kala itu Uni Soviet menduduki rantai pulau Kuril yang terletak strategis selama hari-hari terakhir Perang Dunia II pada 1945.

Presiden Rusia Vladimir Putin tertawa terbahak-bahak saat rapat kabinet (Foto: Youtube)

Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin ingin menandatangani perjanjian damai dengan Jepang tahun untuk mengakhiri secara formal permusuhan yang bermula sejak Perang Dunia II atas sekelompok pulau.

Pernyataan Putin itu disampaikan pada forum ekonomi di kota Vladivostok, Rusia timur pada Rabu (12/9) yang juga dihadiri Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

"Sebuah ide baru saja muncul di kepala saya. Mari kita membuat perjanjian damai sebelum akhir tahun ini, tanpa prasyarat apa pun," kata Putin dalam sesi tanya jawab di forum itu, yang disambut tepuk tangan.

Perselisihan antara Rusia dan Jepang sudah berlangsung sejak tujuh dasawarsa lalu. Kala itu Uni Soviet menduduki rantai pulau Kuril yang terletak strategis selama hari-hari terakhir Perang Dunia II pada 1945.

Kedua negara telah mengajukan klaim atas kelompok empat pulau, yang dikenal sebagai Kuril Selatan di Rusia dan Wilayah Utara di Jepang  sehingga mencegah mereka menandatangani perjanjian damai.

Abe tidak menanggapi pernyataan Putin, tetapi Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kemudian mengatakan klaim teritorial oleh kedua negara harus diselesaikan sebelum perjanjian ditandatangani.

"Saya tidak ingin mengomentari apa yang dikatakan Presiden Putin. Namun, posisi kami bahwa masalah Northern Territories harus diselesaikan sebelum perjanjian perdamaian apapun tetap tidak berubah," kata Suga.

Mantan Menteri Luar Negeri Rusia, Georgy Kunadze, mengatakan dia meragukan Putin ingin menyelesaikan masalah teritorial dengan sungguh-sungguh.

"Ini disebut trolling. Putin tidak mengharapkan apapun," Kunadze mengatakan kepada stasiun radio Echo of Moscow, menambahkan bahwa Abe tidak akan pernah menerima kesepakatan itu.

Alexander Gabuev, dari Carnegie Moscow Center, menyarankan proposal Putin adalah tanda frustrasi atas penurunan investasi Jepang.

"Ini tampaknya hanya emosi dan upaya untuk memberikan tekanan, bukan sesuatu yang nyata," katanya.

Jauh-jauh sebelumnya, Putin dan Abe telah mengadakan beberapa pertemuan dalam upaya untuk menyelesaikan sengketa atas pulau-pulau. Tahun lalu, Jepang memutuskan akan memperluas kemampuan rudalnya di kawasan strategis, sebuah langkah yang mengkhawatirkan Rusia. (Al Jazeera)

KEYWORD :

Rusia Jepang Perang Dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :