Tumpukan Al Aquran
Jakarta – Ketua Seksi Pembinaan dan Pengawasan Mushaf Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementrian Agama (Kemenag) Rozi menjelaskan perbedaan antara Al Quran Mushaf Warsy dan Mushaf Hafs.
Mushaf Warsy merupakan mushaf Al Quran yang belakangan ini ramai dibicarakan netizen, karena hurufnya berbeda dari Mushaf Hafs, yakni mushaf yang umumnya dipakai di Indonesia. Menurut Rozi, perbedaan mushaf ini berkisar pada dua hal, yakni cara membaca dan sistem penulisan.
Dari segi bacaan, terdapat beberapa perbedaan. Di antaranya, Al Quran Mushaf Hafs membaca lafaz alihim dengan huruf mim dimatikan. Sedangkan Al Quran Mushaf Warsy membacanya dengan huruf mim tidak dimatikan, sehingga terdengar alaihimu.
“Hanya dua bedanya, dari cara membaca dan sistematika penulisan,” tutur Rozi saat dihubungi Jurnas.com pada Sabtu (13/10).
Lebih lanjut, Rozi menjelaskan sistematika penulisan Al Quran Mushaf Warsy menggunakan sistem mahgribi, yang selama ini banyak digunakan di Maroko, Aljazair dan Tunisia. Sementara Mushaf Hafs memakai sistem masyriqi.
Legislator Minta KPK Profesional dan Transparan Selidiki Dugaan Keterlibatan Menag Yaqut
Salah satu contoh perbedaannya, dalam sistem maghribi huruf fa (ف) ditulis dengan titik di bawah. Begitu pula dengan penulisan huruf qaf (ق), yang ditulis dengan titik satu di atas sehingga menyerupai fa dalam sistem penulisan yang berlaku di Indonesia.
Akibat sistematikan penulisan ini, maka lafaz yuqimuna akan terbaca yufimuna jika dibaca menggunakan sistem masyriqi.
Keunikan dalam sistem penulisan maghribi juga terlihat saat huruf nun (ن) qaf, fa, dan ya (ي) berada di akhir ayat, yang dalam penulisannya tidak menggunakan titik.
“Dalam huruf pun memang ada beberapa perbedaan. Sehingga orang yang tidak mengerti qiraat tidak akan bisa membaca mushaf tersebut. Akan tetapi, secara substansial keduanya sama benarnya," tutur Rozi.
KEYWORD :Al Quran Mushaf Kemenag