Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat mempersembahkan karya dua desainer anggota Indonesian Fashion Chamber (Foto: IFC)
Jakarta - Kalimantan Barat memiliki bermacam kain tradisional, antara lain kain tenun Songket Sambas yang kerap disebut “Kain Lunggi” atau kain benang emas.
Motif Songket Sambas terbilang beragam, antara lain motif yang menjadi ciri khas adalah Pucuk Rebung atau masyarakat setempat menyebutnya “Suji Bilang” yang berbentuk segitiga runcing serupa bentuk puncak tunas bambu atau rebung.
Motif Pucuk Rebung mengandung makna filosofis, yakni sebagai pengingat agar masyarakat Sambas berupaya untuk terus maju seperti halnya pucuk rebung yang terus bertumbuh.
Selain Pucuk Rebung yang digunakan sebagai tumpal (kepala) pada kain, Songket Sambas umumnya menggunakan motif bunga pada bagian badan (tengah) kain, antara lain Bunga Cengkeh dan Bunga Cempaka.
Dalam ajang Jakarta Fashion Trend 2019 yang diselenggarakan di Gran Melia Hotel Jakarta pada tanggal 8 November 2018, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat mempersembahkan karya dua desainer anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Chapter yang mengolah kain tenun Songket Sambas, yaitu desainer Chaera Lee dan Wignyo Rahadi.
Kedua desainer tersebut menggunakan kain tenun Songket Sambas hasil binaan Bank Indonesia, yakni penenun di Desa Sumber Harapan Kabupaten Sambas yang telah mengikuti Program Pengembangan UMKM oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat yang difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin tenun Songket Sambas.
Desainer Chaera Lee menampilkan koleksi modest wear bertema “Filantropility” dalam pilihan gaya abaya, celana, dan tunik serta dipadu dengan outer yang bernuansa romantik dengan permainan draperi yang ringan.
Songket Sambas yang memiliki karakter kuat serta pilihan warna terang seperti ungu dan merah dikombinasikan dengan bahan yang terkesan lembut seperti satin silk, chiffon silk, dan tulle dalam warna yang senada maupun kontras.
Desainer Wignyo Rahadi menghadirkan koleksi ready to wear gaya kontemporer bertema “Sintas” berupa modifikasi blouse dengan celana, dan cape maupun coat.
Wignyo menggunakan material Songket Sambas yang dipadu-padankan dengan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) hasil kreasinya. Songket Sambas warna merah marun dikombinasikan secara kontras dengan tenun ATBM warna kuning. Sedangkan Songket Sambas warna biru diselaraskan dengan tenun ATBM warna senada.
Motif geometris pada bagian tumpal Songket Sambas serta rumbai yang menjadi penghias ujung kain Songket Sambas ditonjolkan sebagai ornamen. Permainan draperi dan potongan asimetris untuk menciptakan kesan elegan yang dinamis
Kedua desainer ini mengaplikasikan Indonesia Trend Forecasting 2019/2020 bertema Singularity dengan mensinergikan antara kekuatan konten lokal yakni melalui penggunaan kain tradisional Songket Sambas dan desain berkonsep urban kontemporer serta warna yang mengacu pada trend global.
KEYWORD :Jakarta Fashion Trend Indonesia Forescasting