Logo OPEC (Foto: IRNA)
Doha - Menteri Energi Negara Teluk, Saad Sherida al-Kaabi mengumukan, pemerintah Qatar akan keluar dari Kelompok Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Keputusan untuk keluar dari anggota 15 negara penghasil minyak dunia dikonfirmasi Qatar Petroleum, perusahaan minyak negara tersebut pada Senin (3/12), waktu setempat.
"Keputusan Qatar keluar dari anggota itu merupakan keinginan Qatar memfokuskan diri dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi gas alaminya dari 77 juta ton per tahun menjadi 110 juta ton di tahun-tahun mendatang," jelas Kaabi melalui konferensi pers di Doha.
Qatar adalah negara Teluk pertama yang meninggalkan blok negara-negara penghasil minyak. Menurut Al Jazeera, keputusan Qatar itu hanya beberapa hari menjelang pertemuan OPEC 6 Desember.
"Mereka juga mengatakan bahwa jika Anda ingin menarik diri dari OPEC, itu harus dilakukan sebelum akhir tahun. Mereka ingin melakukan ini sekarang dan menjadi transparan menjelang pertemuan OPEC 6 Desember," tambahnya.
Seperti diketahui, sejak 2013, jumlah minyak yang diproduksi Qatar terus menurun dari sekitar 728.000 barel per hari pada 2013 menjadi sekitar 607.000 barel per hari pada 2017, atau hanya di bawah dua persen dari total output OPEC.
Sekedar diketahui, awal pekan ini, OPEC dan Rusia, yang bersama-sama memproduksi sekitar 40 persen dari minyak dunia, menyetujui pengurangan produksi minyak baru untuk memastikan harga minyak tidak terjun bebas selam beberapa bulan ke depan.
Pada bulan Oktober, harga minyak mencapai level tertinggi empat tahun USD86, tetapi sejak saat itu harga minyak merangkak turun menjadi sekitar USD60 per barel.
KEYWORD :Ekonomi Dunia OPEC Qatar Negara Teluk Minyak Gas