Bor minyak (Foto: Shutterstock)
London - Analis menyebut keputusan Qatar untuk keluar dari OPEC bulan depan tidak berdampak signifikan terhadap struktur kelompok minyak atau pada harga minyak jangka pendek.
"Keputusan Qatar untuk keluar dari OPEC tidak akan berdampak besar pada proses pengambilan keputusan kartel, produksi minyak atau harga minyak dalam jangka pendek," kata analis energi senior di Interfax Energy di London, Abhishek Kumar.
"Qatar adalah salah satu produsen minyak terkecil OPEC," tambahnya.
Qatar memproduksi sekitar 600.000 barel minyak mentah per hari dibandingkan dengan hampir 10 juta barel per hari yang dihasilkan oleh Arab Saudi, menurut data dari 2017. Qatar adalah produsen terbesar ke 11 dari 15 anggota di OPEC
Kepala penelitian dan strategi MENA di MUFG, yang berbasis di Dubai, Ehsan Khoman, mempertanyakan timing keluar dari kelompok tersebut. Ia menduga Qatar memiliki agenda lain meningkatkan produksi minyak seperti kartel minyak yang akan memangkas produksi.
"Yang lebih penting adalah waktu penarikan Qatar, yaitu hanya tiga hari sebelum pertemuan OPEC di Wina untuk menyelesaikan pemotongan produksi. Ini menunjukkan, Qatar memiliki agenda meningkatkan produksi sementara yang lain di OPEC mengekang produksi," katanya.
Pada Senin (3/12), Qatar mengumumkan akan meninggalkan OPEC mulai 1 Januari 2019. Rencananya akan menghadiri pertemuan kelompok berikutnya yang akan berlangsung di Wina pada 6 Desember.
Kementerian energi Qatar membatanh bahwa keputusan itu bermuatan politik. Ia mengatakan, salah satu alsannya keluar dari kelompok tersebut adalah ingin lebih fokus pada produksi gas.
"Dalam beberapa bulan ke depan kami akan mengumumkan beberapa proyek besar. Tujuan kami dalam strategi ini adalah tetap fokus pada bisnis inti dan kegiatan kami meningkatkan reputasi Qatar sebagai produsen gas alam terdepan di dunia," kata kementerian tersebut.
KEYWORD :OPEC Qatar Negara Teluk Minyak Dunia Gas