Warga Palestina memakai topeng lakukan aksi demonstrasi di perbatasan Gaza
Jakarta - Otoritas Palestina menarik stafnya dari perbatasan Gaza dengan Mesir ketika ketegangan dengan penguasa daerah pusat Hamas mencapai posisi terendah baru dalam beberapa pekan terakhir.
Badan yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas mengatakan sedang menarik pekerja di wilayah itu sebagai protes terhadap praktik brutal kelompok saingannya (Hamas).
"Keputusan ini datang sehubungan dengan perkembangan terkini dan praktik brutal geng de facto di Jalur Gaza,” kata otoritas urusan sipil PA dalam sebuah pernyataan dilansir The Nation, Senin (07/01).
Badan tersebut menuduh Hamas menangkap dan menyalahgunakan karyawan, membuatnya menyimpulkan bahwa kehadiran mereka sia-sia. Kedua kubu itu berselisih sejak 2007 ketika Hamas merebut kendali penuh atas Gaza setelah menghentikan upaya kudeta Fatah.
Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ketegangan meningkat ketika Abbas memangkas gaji para pekerja PA di Gaza, memperketat tekanan pada Hamas di daerah kantong yang dikepung Israel selama lebih dari satu dekade.
Tetapi Otoritas Palestina mengambil alih Rafah pada November 2017 lalu, sebagai bagian dari kesepakatan yang melihat Mesir membuka kembali perbatasan yang telah sepenuhnya ditutup sejak Agustus tahun itu dan sebagian besar disegel selama bertahun-tahun sebelumnya.
"Sejak kami mengambil alih penyeberangan Rafah, Hamas telah menghalangi pekerjaan kru kami di sana," tambahnya.
Dikatakan Mesir telah membuat pembukaan kembali Rafah, satu-satunya tanah yang melintasi dari Jalur Gaza ke wilayah non-Palestina di luar dua pos dengan Israel bersyarat pada PA yang bertanggung jawab atasnya.
Seorang juru bicara Hamas mengatakan keputusan PA untuk menarik stafnya merupakan langkah baru oleh Mahmoud Abbas dalam memisahkan Tepi Barat dari Jalur Gaza.
PA berbasis di kota Ramallah dan hanya memerintah sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, yang dipisahkan dari Jalur Gaza oleh wilayah Israel yang diakui secara internasional.
Pada akhir Desember, seorang juru bicara Fatah menuduh Hamas melakukan penangkapan massal terhadap para anggotanya di Jalur Gaza. Hamas membantah tuduhan itu.
Partai Abbas juga menuduh Hamas mengatur upaya pembunuhan yang gagal terhadap Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah pada Maret 2017.
Beberapa upaya untuk merekonsiliasi Fatah dan Hamas telah gagal dalam beberapa tahun terakhir.
KEYWORD :Otoritas Palestina Kelompok Hamas Perbatasan Gaza