Kamis, 26/12/2024 23:03 WIB

Kinerja Empat Tahun Kementan Mampu Tekan Inflasi

Nilai ekspor pertanian meningkat 29,7 peraen dari Rp384,9 triliun pada 2016 menjadi Rp499,3 triliun pada 2018 dengan total nilai ekspor Rp1.764 triliun selama 2015-2018.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menggelar Rakernas di Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan (Foto:Sup/jurnas.com)

Jakarta - Kinerja Kementerian Pertanian dalam empat tahun terakahir mengalami peningkatan yang signifikan. Di antaranya inflasi bahan makanan turun 88,1 persen dari 10,57 persen pada 2014 menjadi 1,26 persen pada 2017.

"Pertama dalam sejarah," kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian tahun 2019, di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (14/1).

Bukan hanya itu, nilai ekspor pertanian meningkat 29,7 peraen dari Rp384,9 triliun pada 2016 menjadi Rp499,3 triliun pada 2018 dengan total nilai ekspor Rp1.764 triliun selama 2015-2018.

"Nilai investasi pertanian meningkat 110,2 persen dari Rp29,3 triliun pada 2013 menjadi Rp 61,6 triliun pada 2018 dengan total nilai investasi Rp270,1 triliun selama 2013-2018," jelas Amran.

Selanjutnya, lanjut Amran, nilai Tukar Petani (NTP) meningkat 0,22 persen dari 102,03 pada 2014 menjadi 102,25 pada 2018 dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) meningkat 5,39 persen dari 106,05 pada 2014 menjadi 111,77 pada 2018.

Di tempat yang sama, Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo meminta Kementan agar tetap menjaga rekor yang sudah ditorehkan dalam kurun empat tahun terakhir itu. Ia menyayangkan menysutnya anggaran pertanian.

"Ada beberapa masalah yang harus kita pikirkan sama-sama. Karena pertama kali Pak Menteri menjabat anggaran pertanian Rp32 triliun. Itu spektakuler. Peningkatannya luar biasa dari 16 triliun pada 2014. Namun demikian seiring berjalannya waktu terus menurun," jelas Edhy.

"Padahal program Kementan meningkat hingga 45 triliun. Peningkatan ini tidak didasari atas dasar ambisi untuk menghabiskan anggaran negara, tetapi menghasilkan produktivitas," sambungnya.

Sebagai contoh, terang Edhy, Sumatera Selatan yang mendapat anggaran sebelumnya Rp100 miliar atau mungkin kurang, tapi tahun-tahun berikutnya berhasil menghasilkan padi dua kali lebih banyak dari sebelumnya.

"Saya pikir ini kalau dikalikan uang yang ada di sektor pertanian itu jauh lebih banyak kalau digunakan ditempat lain. Jadi, saya terus mendukung usaha pak Menteri untuk mendorong  menaikkan anggaran," pungkas Edhy.

KEYWORD :

Rakernas Kementan Kementerian Pertanian Inflasi Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :