Perdana Menteri India, Narendra Modi mengenakan jas putih (Foto: Financial Tribune)
Mumbai, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri China mengecam kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke negara perbatasan Arunachal Pradesh, pada Sabtu (9/2).
Kunjungan Modi adalah bagian dari serangkaian pertemuan publik di wilayah sengketa tersebut, dengan tujuan mengumpulkan dukungan dari pendukung Partai Nasionalis Bharatiya Janata beragama Hindu, jelang pemilihan umum India yang dijadwalkan pada Mei.
Meskipun ada upaya baru-baru ini untuk meningkatkan hubungan bilateral di kedua negara, perselisihan tentang perbatasan Indo-China yang sempat memicu perang pada 1962, dan wilayah yang diklaim China sebagai Dataran Tibet Selatan tetap menjadi masalah sensitif.
"China mendesak pihak India menghormati kepentingan dan kepedulian China, menghargai momentum peningkatan hubungan antara kedua negara, dan menahan diri dari tindakan yang mengintensifkan perselisihan dan memperumit masalah perbatasan," demikian pernyataan kementerian dikutip dari Reuters.
Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri India mengatakan, Arunachal Pradesh merupakan "bagian integral dan tidak dapat dicabut dari India".
“Para pemimpin India mengunjungi Arunachal Pradesh dari waktu ke waktu, ketika mereka mengunjungi bagian lain India. Posisi yang konsisten ini telah disampaikan kepada pihak Tiongkok pada beberapa kesempatan,” ujar Kemlu India.
Baik India dan China telah berusaha membangun kembali kepercayaan, setelah perselisihan bersenjata atas perbatasan Himalaya pada 2017.
Modi dan Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu beberapa kali tahun lalu, untuk memberikan dorongan pada diskusi perdagangan. Tetapi hingga kini belum ada kemajuan signifikan.
KEYWORD :PM India Narendra Modi
