Jum'at, 27/12/2024 08:04 WIB

Masih Ada Kekerasan Siswa, FSGI: Pendidikan Karakter Belum Optimal

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Satriwan Salim, PPK dinilai belum menyentuh dan terwujud dalam budaya sekolah.

Ilustrasi guru (Foto: Tanoto Foundation)

Depok, Jurnas.com – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memandang terjadinya tindak kekerasan oleh siswa di sekolah, tak terlepas dari lemahnya implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK).

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Satriwan Salim, PPK dinilai belum menyentuh dan terwujud dalam budaya sekolah.

Dalam keterangannya pada Rabu (13/2), Salim mengatakan, semestinya PPK menjadi sarana efektif untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang aman sekaligus penuh dengan nilai-nilai etika dan karakter.

Apalagi, program itu merupakan strategi pemerintah guna menghidupkan dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dan moral dengan praktik pembiasaan di sekolah.

"Tapi ternyata harapan itu belum terwujud. Laporan dari sekolah-sekolah di daerah kepada FSGI, memang PPK ini belum terimplementasikan dengan utuh dan menyeluruh. Guru-guru juga bingung seperti apa PPK tersebut," kata Satriwan pada Rabu.

Salim juga menyesalkan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang terkesan menyalahkan guru SMP PGRI Gresik, Nur Khalim.

Padahal, guru Khalim telah bertindak profesional, sabar dan bijaksana dengan tidak membalas kekerasan kepada siswa yang bersangkutan.

"Guru Khalim memberikan pembelajaran kepada para guru lainnya, betapapun bentuk kenakalan anak, mereka tetap sebagai anak yang butuh dibimbing, diasuh, dan dibina. Pernyataan Mendikbud justru terkesan tidak bijak," jelas dia.

Untuk itu dia mendesak agar program PPK harus tersosialisasi di semua sekolah yang ada di Indonesia. Pelatihan bagi guru-guru juga mutlak dilakukan Kemendikbud agar memahami konsep PPK .

Karena kebingungan para guru terkait PPK menjadi bukti jika sosialisasi dan pelatihan PPK belum sampai ke guru-guru.

KEYWORD :

Pendidikan Karakter Kekerasan Siswa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :