Jum'at, 27/12/2024 08:05 WIB

Trump Anggap Kebuntuan India-Pakistan Mengerikan

Serangan itu diklaim dilakukan Jaish-e-Mohammed, sebuah kelompok bersenjata yang berbasis di Pakistan, meskipun pelaku bom bunuh diri warga dari Kashmir, India.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: AP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyuarakan kekhawatiran perseteruan memanas antara India dan Pakistan setelah serangan mematikan terhadap pasukan India di Kashmir.

"Ini situasi yang sangat berbahaya antara kedua negara," kata Trump kepada wartawan, di Gedung Putih, Sabtu (23/2).

"Saat ini ada banyak masalah antara India dan Pakistan, apa yang terjadi," katanya.

Ketegangan antara kedua rival itu menyulut sejak serangan bunuh diri pekan lalu menewaskan 42 tentara di Kashmir, India. Serangan  itu disebut paling mematikan dalam 30 tahun pemberontakan bersenjata di wilayah Himalaya.

Serangan itu diklaim dilakukan Jaish-e-Mohammed, sebuah kelompok bersenjata yang berbasis di Pakistan, meskipun pelaku bom bunuh diri warga dari Kashmir, India.

Pada Jumat, Militer Pakistan memperingatkan rekannya dari India agar tidak melakukan "kesalahan", dengan mengatakan pihaknya mampu melakukan respons balik jika terjadi sesuatu.

India dan Pakistan telah berperang tiga dari empat perang mereka atas Kashmir sejak pemisahan mereka setelah kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.

Tahun lalu, Pemerintahan Trump memotong USD300 juta bantuan militer ke Pakistan. Ia mengatakan Islamabad tidak serius memerangi pemberontak bersenjata di Pakistan atau menutup tempat perlindungan para teroris di negara tetangga Afghanistan.

Meski begitu, Trump mengatakan, AS telah mengembangkan hubungan yang "jauh lebih baik" baru-baru ini dengan Pakistan dan menambahkan bahwa Washington akan mengadakan beberapa pertemuan dengan Pakistan.

Utusan Paman Sam mengatakan Pakistan memiliki peran penting dalam pembicaraan damai Afghanistan, mengingat kaitannya dengan kelompok Taliban. (Al Jazeera)

KEYWORD :

Konflik India Pakistan Amerika Serikat Asia Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :