Perempuan Rohingya (foto: Google)
Jakarta, Jurnas.com - Warga desa di Malaysia menemukan 35 wanita dan anak-anak Rohingya terdampar di sepanjang pantai di negara bagian Perlis yang paling utara di negara tersebut, Jumat (01/02) waktu setempat.
Petugas kepolisian Malaysia memperkirakan para warga yang terdampar merupakan korban dari perdagangan manusia diturunkan dari negara tetangga Thailand.
“Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh petugas saya yang berada di tempat kejadian, sekelompok imigran ilegal yang diyakini berasal dari Rohingya ditemukan di sisi jalan sementara kelompok lain masih di laut dan dibantu ke pantai oleh masyarakat," ujar kepala polisi Noor Mushtar Mohd, dilansir aa.
Mohd mengatakan, mereka mungkin telah diturunkan oleh kapal penangkap ikan sebelum fajar pada hari Jumat. Ia menambahkan, mereka harus berbaris melalui pantai berlumpur saat air surut sebelum mereka bertemu penduduk desa yang membantu mereka dengan makanan dan pakaian baru.
"Para wanita dan anak-anak Rohingya diberi makan sebelum mereka diserahkan kepada petugas imigrasi yang mengangkut mereka ke Kantor Imigrasi Belantik, sekitar 134 kilometer (83 mil) selatan," tambahnya.
Seorang juru bicara untuk Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Kuala Lumpur, Yante Ismail, mengatakan kepada media lokal bahwa badan tersebut akan menghubungi pihak berwenang Malaysia untuk mencari akses ke orang-orang ini untuk menilai kebutuhan mereka dan bantuan kemanusiaan.
Pada Kamis, Md Shahidul Haque, sekretaris asing Bangladesh, negara tuan rumah lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa negara itu tidak lagi berada dalam posisi untuk menampung lebih banyak pengungsi Rohingya.
"Hari ini, tanpa identitas hukum, mereka berada di tangan para penyelundup dan pengedar narkoba," kata Utusan Kemanusiaan PBB Ahmed Al Meraikhi di ibukota Bangladesh, Dhaka, 27 Februari, setelah kunjungan dua hari ke kamp-kamp Rohingya di distrik Bazar Cox.
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan penumpasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut sebuah laporan oleh Ontario International Development Agency (OIDA).
Lebih dari 34.000 Rohingya juga dilemparkan ke dalam api, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli, kata laporan OIDA, berjudul "Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terungkap".
Sekitar 18.000 perempuan dan gadis Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah Rohingya dibakar dan 113.000 lainnya dirusak, tambahnya.
KEYWORD :Warga Rohingya Malaysia