Ekspresi ketakutan warga Sri Lanka saat adanya teror bom (foto: RTE)
Jakarta, Jurnas.com - Seorang siswa kelas lima dari Washington, DC, termasuk di antara para korban pemboman Minggu Paskah yang mematikan di Sri Lanka yang menewaskan sedikitnya 321 orang dan melukai 375 lainnya.
Kieran Shafritz de Zoysa, yang akan berusia 12 pada Agustus, sedang cuti dari Sekolah Teman Sidwell untuk belajar dan tinggal di Sri Lanka, tempat ibunya berasal.
Sidwell Friends School menawarkan alumni terkemuka termasuk Chelsea Clinton dan Malia dan Sasha Obama.
Ayah Kieran, Alexander Arrow, mengatakan kepada bahwa putranya sedang sarapan di Cinnamon Grand Hotel di Kolombo ketika seorang pembom bunuh diri masuk dan meledakkan ranselnya.
Ibu dan nenek anak laki-laki itu selamat. Menurut UNICEF, setidaknya 45 anak tewas dalam serangan itu.
"Kieran hanya satu langkah ke arah yang salah," kata Arrow, menambahkan bahwa mereka telah bertukar pesan teks kurang dari satu jam sebelum ledakan hari Minggu dilansir NBC.
Arrow mengatakan Kieran dihantam oleh tiga potong pecahan peluru, salah satunya masuk ke dalam hatinya. Pada saat dia sampai di rumah sakit, dia tidak memiliki denyut nadi.
Iran Panggil Diplomat Senior Ukraina, Ada Apa?
"Saya terus membaca selama 11 setengah tahun terakhir dan memikirkan semua kenangan kecil yang kita miliki bersama," tambah Arrow, menggambarkan putranya sebagai "pandai bicara, berwawasan luas, dan baik hati."
Berbicara dari Nevada, Arrow mengatakan Kieran bermimpi menjadi seorang ilmuwan saraf. "Dia ingin mengatasi Alzheimer atau penyakit neurologis besar lainnya yang belum terpecahkan dan saya tahu dia akan melakukannya."
Kieran sedang menyelesaikan semester terakhirnya di sebuah sekolah di Sri Lanka dan berharap untuk kembali ke Washington ketika ledakan terjadi.
"Dia tidak akan pernah menjadi remaja," kata Arrow. "Para teroris tidak tahu siapa yang mereka bunuh, siapa yang mereka pukul adalah orang yang luar biasa yang akan melakukan hal-hal hebat."
KEYWORD :Ledakan Bom Gereja Sri Lanka Siswa Washington DC