Jum'at, 27/12/2024 02:26 WIB

Pemerintah Sri Lanka Akui Kegagalan Cegah Terorisme

pemerintah menghadapi kemarahan atas pengungkapan bahwa peringatan spesifik tentang serangan diabaikan.

Ekspresi ketakutan warga Sri Lanka saat adanya teror bom (foto: RTE)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Sri Lanka telah mengakui kegagalannya mencegah serangan pada hari Minggu Paskah yang menewaskan lebih dari 350 orang, meskipun sebelumnya ada peringatan intelijen.

Tuduhan telah berkobar sejak para pembom bunuh diri meledakkan diri di gereja-gereja penuh sesak dan hotel-hotel mewah pada hari Minggu, dalam serangan-serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.

Semalam, pasukan keamanan menggunakan kekuatan yang baru diberikan di bawah keadaan darurat negara itu menangkap 18 tersangka lainnya sehubungan dengan serangan itu, ketika jumlah korban meningkat menjadi 359.

PBB mengatakan setidaknya 45 anak-anak termasuk di antara yang tewas serta sejumlah warga asing.

Polisi sejauh ini telah menangkap 58 orang, semuanya warga Sri Lanka, dan keamanan tetap ketat, dengan regu bom melakukan beberapa ledakan terkendali atas paket-paket tersangka hari ini.

Tetapi pemerintah menghadapi kemarahan atas pengungkapan bahwa peringatan spesifik tentang serangan diabaikan.

Kepala polisi Sri Lanka mengeluarkan peringatan pada tanggal 11 April bahwa pemboman bunuh diri terhadap "gereja-gereja terkemuka" oleh kelompok Islam lokal, National Thowheeth Jama`ath dimungkinkan dan peringatan telah diberikan oleh agen intelijen asing.

CNN melaporkan bahwa dinas intelijen India telah menyampaikan informasi luar biasa spesifik pada minggu-minggu sebelum serangan, beberapa di antaranya dari seorang tersangka ISIS dalam tahanan mereka.

Tetapi informasi itu tidak dibagikan kepada perdana menteri atau menteri utama lainnya, kata pemerintah.

"Itu adalah kesalahan besar dalam berbagi informasi," wakil menteri pertahanan Ruwan Wijewardene mengakui pada konferensi pers.

"Pemerintah harus bertanggung jawab."

Rekaman CCTV telah muncul yang menunjukkan salah satu penyerang dengan tenang menepuk anak di kepala dan bahu beberapa saat sebelum dia berjalan ke gereja St Sebastian yang penuh sesak dan meledakkan bomnya di antara mereka yang menghadiri misa.

Presiden Maithripala Sirisena, yang juga menteri pertahanan dan hukum dan ketertiban, berjanji kemarin untuk membuat "perubahan besar dalam kepemimpinan pasukan keamanan dalam 24 jam ke depan".

"Restrukturisasi pasukan keamanan dan polisi akan selesai dalam waktu seminggu," katanya.

KEYWORD :

Ledakan Bom Gereja Sri Lanka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :