Sabtu, 23/11/2024 03:04 WIB

Manfaat Puasa untuk Kesehatan

Yunani kuno menyarankan puasa untuk menyembuhkan tubuh, kemudian belakangan ini beberapa ilmuwan menganjurkan puasa untuk keaehatan mental dan fisik.

Ilustrasi berpuasa (Foto: daily burn)

JAKARTA, Jurnas.com - Hampir sebagian muslim di dunia, khususnya Indonesia mulai puasa hari ini. Puasa sendiri hukumnya wajib bagi pria dan wanita muslim yang sudah akil balig dan berakal sehat.

Muslim diperintahkan untuk berpuasa selama Ramadan lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Konon, Yunani kuno menyarankan puasa untuk menyembuhkan penyakit dalam tubuh. Kemudian, belakangan ini beberapa ilmuwan menganjurkan puasa untuk keaehatan mental dan fisik.

Dikenal sebagai puasa intermiten, puasa yang dimodifikasi ini bermacam-macam. Ada yang tidak memperbolehkan makan selama 12 jam, 16 jam bahkan 24 jam pada suatu waktu.

Ada juga yang dikenal sebagai puasa 5:2. Biasanya puasa ini dilakukan untuk membatasi kalori (makan hanya antara 500 dan 600 kalori) selama 36 jam, dua kali seminggu.

Eat Stop Eat, sebuah buku karya Brad Pilon yang diterbitkan pada 2007, merekomendasikan untuk tidak makan selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu, memberikan individu kebebasan untuk memutuskan kapan memulai dan mengakhiri puasa mereka.

Pada 2012, Michael Mosley merilis film dokumenter TV Eat, Fast dan Live Longer dan menerbitkan buku terlarisnya The Fast Diet, keduanya berdasarkan pada konsep 5: 2 puasa berselang.

"Dalam The Fast Diet, saya menganjurkan bentuk puasa yang disebut makan terbatas waktu," kata Mosley kepada Al Jazeera. "Ini hanya melibatkan makan dalam jam-jam tertentu, mirip dengan bentuk puasa yang dilakukan oleh umat Islam selama Ramadan.

"Manfaat yang terbukti termasuk peningkatan tidur dan bukti penurunan risiko beberapa kanker, khususnya, kanker payudara," sambungnya.

Manfaat puasa

Para ahli juga menemukan, membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.

Tidak mengonsumsi makanan apa pun atau memberi istirahat pada sistem pencernaan akan membuat tubuh konsentrasi untuk membuang racun.

"Puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Ini juga dapat merangsang proses yang disebut autophagy, yang mana sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya," kata ahli gizi, Claire Mahy.

Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus dan kesejahteraan mental dan, seperti yang dijelaskan Mosley, puasa dapat menyebabkan pelepasan BDNF (faktor neurotropik yang diturunkan dari otak) di otak.

"Puasa telah terbukti melindungi sel-sel otak dan dapat mengurangi depresi dan kecemasan, serta risiko mengembangkan demensia," tambah Mosley.

Baberapa orang yang berpuasa mengungkapkan bahwa puasa, jika dilakukan dengan benar, maka dapat membantu merontokkan lemak dan menambah massa otot.

Kapan tidak berpuasa

Seperti halnya perubahan pola makan atau gaya hidup, ada risiko puasa karena tidak cocok untuk semua orang. Seorang dengan gangguan kesehatan harus berkonsultasi dengan dokter sebelum puasa agar dapat dipantau untuk beberapa efek samping.

"Puasa dapat menyebabkan kadar glukosa darah (BGL) rendah, yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi dan meningkatnya kelelahan," jelas ahli gizi, Nazmin Islam.

Islam menambahkan, penurunan berat badan yang berkelanjutan hanya dimungkinkan dengan puasa biasa dan bahwa penurunan berat badan selama Ramadan dapat dengan mudah dibalik begitu seseorang kembali ke pola makan hariannya.

"Namun, manfaatnya lebih besar daripada yang kontra. Dalam jangka panjang, puasa, jika dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan sistem pencernaan seseorang dan metabolisme secara keseluruhan," katanya.

KEYWORD :

Manfaat Puasa Menghilangkan Penyakit Bulan Ramadan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :