Transportasi laut masih menjadi pilihan masyarakat untuk mudik Lebaran 1440 H/2019.
Jakarta, Jurnas.com - Sebanyak 1.188.845 orang memanfaatkan moda kapal laut untuk periode H-15 hingga H+4 di masa Angkutan Lebaran 2019.
Data yang dikeluarkan oleh Posko Angkutan Laut Lebaran pertanggal 10 Juni 2019 pukul 01.00 WIB, disebutkan adanya kenaikan jumlah penumpang sebesar 7.43 persen dibandingkan periode H-15 s.d. H+4 tahun 2018 berjumlah 1.106.586 orang.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko menerangkan bahwa Pelabuhan Batam masih menjadi pelabuhan terpadat dengan jumlah 185.373 orang untuk periode H-15 - H+4.
Transportasi Laut Siap Sukseskan KTT ASEAN 2023
Pelabuhan terpadat berikutnya untuk periode yang sama adalah Tg Balai Karimun dengan 146.617 orang, Tg Pinang (87.570), Ternate (58.416) dan Tg Buton (48.433).
"Dengan demikian, puncak arus mudik untuk jumlah penumpang terjadi pada H-4 dan puncak arus balik terjadi pada H+2," jelas Capt. Wisnu.
Capt. Wisnu menambahkan bahwa secara umum angkutan laut Lebaran sampai dengan H+4 ini berjalan dengan baik meskipun tercatat di Balikpapan tadi malam (9/6/2019) sempat terjadi penumpukan penumpang.
Namun sampai dengan Senin pagi (10/6/2019), kondisi tersebut telah tertangani dengan baik dan cepat oleh pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Balikpapan dan PT. Pelni.
Kapal Ever Given di Terusan Suez Mulai Berputar
Sementara itu, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad memperbarui informasi terkait musibah Kapal kargo pengangkut semen KM. Lintas Timur GT 1.720 yang tenggelam pada tanggal 1 Juni 2019 sekitar pukul 14.00 WITA di perairan Taliabo, Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
"Kapal tenggelam diduga akibat mati mesin dan gelombang tinggi, jumlah kru kapal 18 orang. 1 korban ditemukan selamat atas nama Yakub dan 1 korban ditemukan meninggal dunia sedangkan 16 kru lainnya masih dalam pencarian tim SAR," jelas Ahmad.
Adapun perkembangan pencarian korban kemarin (9/6), telah dilakukan operasi pencarian korban oleh TIM SAR menggunakan KN.SAR BISMA, Speed Boat Polairud, Kapal Nelayan, Heli milik TNI dengan hasil nihil dimana 16 (enam belas) korban masih dalam pencarian yang akan dilanjutkan pada Senin (10/6/2019).
"Kantor SAR Palu mendapatkan laporan dari nelayan bahwa telah ditemukan ring bouy dan life jacket milik KM Lintas Timur dan KNKT masih dalam penyelidikan penyebab kecelakaan kapal tenggelam," ujar Ahmad.
Pada kesempatan ini, Ahmad kembali mengingatkan adanya cuaca ekstrim di perairan Indonesia dan meminta agar Syahbandar dan Nakhoda selalu memperhatikan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.
"Saat ini, cuaca umumnya berawan, potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir terjadi di Perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar, Perairan Kotabaru, Teluk Bone bagian selatan, Perairan Bau-Bau dan Laut Banda," kata Ahmad.
Untuk kecepatan angin, umumnya di wilayah Indonesia angin bertiup dari arah Timur-Selatan, dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot (10-46 km/jam) dengan ketinggian gelombang hingga mencapai 4 meter.
KEYWORD :Lebaran 1440 H/2019 Transportasi laut Ditjen Perhubungan Laut