Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengecek langsung B100 hasil penelitian pertanian di Litbang Sukabumi, Kamis 21 Februari 2019 (Foto: Supi/Jurnas)
Bogor, Jurnas.com - Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono menyatakan bahwa hasil uji coba penggunaan Biodiesel B100 yang dilakukan Kementan mampu mencapai jarak 13,1 kilometer per liter.
Disebutkan Momon bahwa jarak tersebut lebih jauh jika dibanding solar yang hanya mencapai sembilan kilometer per liter.
"Lebih dari itu, penggunaan B100 ini bisa menghemat devisa sebesar Rp26 triliun yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani sawit," ujar Momon saat membuka Pertemuan Badan Koordinasi Humas di Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/7).
Momon menjelaskan, penghematan ini bisa didapat dari substitusi impor solar yang selama ini cukup tinggi. Disisi lain, biodiesel juga mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena rendah polusi dan berbahan baku kelapa sawit 100 persen.
"Kita sudah membuktikan dengan uji coba pada mobil-mobil dinas Kementan. Dari ujicoba ini, para sopir mengaku kualitas Biodiesel B100 sudah setara dengan DEX yang selama ini digunakan," katanya.
Untuk itu, Momon berharap, ke depan penggunaan B100 ini dapat menjadi alternatif bahan bakar kendaraan. Apalagi, hasil riset dan uji coba Balitbang Kementan menunjukan adanya kesetaraan kualitas dengan minyak lain.
"Makanya, melalui forum ini kita harus mampu mengekspose lebih jauh lagi program-program pembangunan pertanian dan hasil-hasilnya kepada masyarakat antar lintas sektoral," katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Kominfo, Bambang Gunawan menyebutkan bahwa penggunaan biodiesel B100 dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi secara nasional.
"Harganya 40 persen lebih murah. Makanya penggunaan B100 ini berpotensi menghemat devisa sebesar 26,66 triliun rupiah," katanya.
Selain itu, kata Bambang, penggunaan biodiesel juga lebih ramah lingkungan karena karbon monoksida (CO) yang dihasilkan 48 persen lebih rendah jika dibanding dengan penggunaan solar.
"Yang pasti, pemanfaatan biodiesel ini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani sawit" katanya.
Di tempat yang sama Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menjelaskan bahwa forum ini untuk mendesiminasikan capaian dan program, karena menghadirkan para pejabat pengelola kehumasan pemerintah atau Government Public Relation.
Selanjutnya, kata Boga adalah sebagai wadah Kementan untuk menyosialisasikan berbagai program, capaian dan tantangan dalam pembangunan pertanian secara langsung kepada stakeholders.
"Biodiesel B100 memiliki prospek untuk memecahkan masalah terkait pengembangan industri kelapa sawit, penyejahteraan petani dan penyediaan energi terbarukan," pungkasnya.
Sebagai informasi, proses riset ini diawali pada pengembangan minyak nabati di tahun 2014. Saat itu, Kementerian Pertanian sukses menghasilkan bahan bakar B-20 yang selanjutnya disebut campuran 20 persen minyak nabati pada solar.
Kemudian, Kementan berhasil mengembangkan B-30 hingga akhirnya bisa 100 persen menggunakan minyak nabati, tanpa campuran solar.
Kinerja Menteri Pertanian Biodiesel B-100 Momon Rusmono Hemat Devisa Ramah Lingkungan