Kamis, 26/12/2024 17:35 WIB

Jutaan Pengguna Terkena Penipuan Melalui Sistem Pembersih Perangkat Palsu

Mirisnya ini semakin meningkat, para pelaku kejahatan siber akhirnya banyak menggunakan pemasangan pembersih palsu untuk mengunduh atau menyamarkan malware

Serangan virus WannaCry

Jakarta, Jurnas.com - Perusahaan global cybersecurity, Kaspersky mendeteksi peningkatan dua kali lipat dalam jumlah pengguna yang terserang melalui sistem pembersih palsu. Program penipuan dirancang untuk mengelabui pengguna agar membayar sejumlah uang yang diduga sebagai biaya perbaikan komputer yang serius.

Jumlah pengguna yang terkena serangan mencapai 1.456.219 pada paruh pertama 2019, dibandingkan periode yang sama pada 2018, yaitu hanya sejumlah 747.322. Selama waktu ini, beberapa serangan menjadi lebih canggih dan berbahaya.

Komputer yang lambat atau berkinerja buruk adalah keluhan umum di antara para pengguna PC, dan terdapat banyak alat/aplikasi yang sah tersedia untuk memecahkan masalah tersebut.

Namun, di diantara semua yang asli, terdapat pula solusi palsu yang dikembangkan oleh para pelaku penipuan agar meyakini pengguna bahwa komputer mereka dalam bahaya kritis, misalnya seperti kelebihan memori, dan harus segera dibersihkan.

Pelaku kemudian menawarkan layanan seperti pembersihan sebagai imbalan untuk pembayaran. Kaspersky mendefinisikan dan mendeteksi program tersebut sebagai ‘hoax system cleaners’.

Setelah menerima izin dan pembayaran dari pengguna, pelaku penipuan memasang sebuah program palsu yang mengklaim untuk membersihkan PC, tetapi yang kerap terjadi adalah program justru tidak berbuat apapun hingga menginstal adware. Layaknya badai yang mengganggu dan bersifat tidak penting, hingga terpaan iklan yang tidak diminta pada komputer.

Mirisnya ini semakin meningkat, para pelaku kejahatan siber akhirnya banyak menggunakan pemasangan pembersih palsu untuk mengunduh atau menyamarkan malware seperti Trojan atau ransomware.

Negara-negara yang paling terkena dampak serangan dengan pembersih palsu pada paruh pertama 2019 menunjukkan seberapa luas ancaman tersebut: memimpin daftar adalah Jepang dengan 12% pengguna yang terkena dampak, diikuti oleh Jerman (10%), Belarus (10%), Italia (10%) dan Brasil (9%).

“Kami telah menyaksikan bagaimana fenomena `hoax cleaners` ini telah berkembang selama beberapa tahun terakhir, dan ini merupakan ancaman yang aneh. Di satu sisi, banyak sampel yang kami lihat menyebar lebih luas dan menjadi lebih mengancam, berkembang dari skema `penipuan` sederhana menjadi malware yang berfungsi sepenuhnya dan berbahaya. Di sisi lain, mereka begitu luas dan tampaknya tidak merugikan, sehingga jauh lebih mudah bagi mereka untuk menipu pengguna agar membayar layanan, daripada menakuti mereka dengan screen blocker ataupun malware yang tidak diinginkan lainnya. Namun, kedua metode ini terbukti menunjukkan hasil yang sama yaitu para pengguna kehilangan uang mereka,” kata Artemiy Ovchinnikov, peneliti keamanan di Kaspersky.

Kaspersky mendeteksi sistem pembersih palsu sebagai sebagai berikut:

• Hoax.Win32.PCFixer.
• Hoax.Win32.PCRepair.
• Hoax.Win32.DeceptPCClean.
• Hoax.Win32.Optimizer.
• Hoax.MSIL.Optimizer.

Untuk menghindari menjadi korban sistem pembersih palsu, peneliti Kaspersky menyarankan pengguna untuk:

• Selalu memerisa layanan PC yang akan Anda adopsi adalah sah dan mudah dimengerti. Jika kedengarannya membingungkan, gunakan mesin pencari untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai layanan tersebut untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci.

• Gunakan solusi keamanan yang dapat diandalkan untuk perlindungan komprehensif dengan fungsi pembersihan bagi PC dari berbagai ancaman.

• Jika Anda berniat mencari pembersih PC, gunakan sumber informasi yang dapat diandalkan dan mendapatkan rekomendasi dari para TI, dengan sejumlah reputasi meyakinkan dan ulasan perangkat lunak.

KEYWORD :

Perangkat Palsu Pembersih Laptop




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :