Presiden AS Donald Trump menghadiri Piknik Kongres di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Juni 2019. (Foto: AFP)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bersama Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo, membahas kemajuan dan kesepakatan dengan Iran. Washington mengklaim tidak ingin mengubah pemerintahan Iran.
Berbicara kepada anggota kabinet di Washington Selasa (16/7) waktu setempat, Trump juga menyiratkan,Teheran sedang membangun bom nuklir.
"Mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir. Kami ingin membantu mereka. Kami akan baik pada mereka. Kami akan bekerja dengan mereka. Kami akan membantu mereka dengan cara apa pun yang kami bisa," ujar Trump.
"Tapi, mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir. Ngomong-ngomong, kami tidak ingin mengubah pemerintahan Iran karena beberapa orang mengatakan kami sedang berusaha mengubah pemerintahan Iran," sambungnya.
Sebaliknya, Trump menuding mantan Presiden AS, Barack Obama berusaha mengubah ingin mengubah pemerintahan Iran.
"Kami tidak ingin melakukan perubahan pemerintahan. Saya sudah menyaksikan Presiden Obama dan banyak presiden lain mencoba tapi tidak berhasil dengan baik. Kami sama sekali tidak mencari itu," kata Trump.
"Mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir. Mereka tidak dapat menguji rudal balistik yang sekarang di bawah perjanjian itu, jika mereka memiliki perjanjian, yang kita tidak miliki, mereka dapat melakukannya. Mereka tidak bisa melakukan itu," sambungnya.
Sementara itu, Pompeo mengklaim bahwa Iran ingin melalukan negosiasi tentang program nuklirnya, klaim yang dibantah Teheran.
"Rezim Iran sedang berjuang mencari cara menangani ekonomi mereka karena kami sudah memberikan tekanan sangat efektif. Sehari sebelumnya, pertama kalinya Iran mengatakan, bersedia bernegosiasi soal program rudalnya," kata Pompeo.
"Jadi, kami akan memiliki kesempatan ini, saya harap, jika kami melakukan strategi dengan tepat, kami akan memiliki kesempatan ini untuk menegosiasikan kesepakatan yang benar-benar akan mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir dengan cara yang sama seperti perjanjian sebelumnya," sambungnya.
Mananggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif menegaskan bahwa Teheran tidak ingin menegosiasikan program nuklirnya dengan AS.
"Jika AS ingin berbicara tentang rudal, itu harus berhenti menjual senjata termasuk rudal ke negara-negara kawasan," kata Zarif.
Teheran berulang kali menegaskan, program rudal pertahanannya tidak dapat dinegosiasikan.
Trump menyatakan keinginan bernegosiasi dengan Iram setelah keluar dari kesepakatan nuklir dan memberlakukan kembali sanksi ilegal terhadap Iran. Negeri Para Mullah lalu menanggapi dengan mengurangi komitmennya berdasarkan perjanjian.
KEYWORD :Kesepakatan Nuklir Iran Amerika Serikat Donald Trump