Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat melakukan sesi wawancara di Sanur, Bali (foto: BKKP Kemenristekdikti/ADN)
Denpasar, Jurnas.com - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berupaya mendorong pengembangan riset dan teknologi di Indonesia, guna meningkatkan perekonomian. Pasalnya menurut Menristekdikti Mohamad Nasir, melalui pengembangan tersebut diharapkan Indonesia bisa berkembang seperti Korea Selatan.
"Mimpi kita bisa seperti Korea Selatan yang saat ini, baik dari segi kemjuan teknologi hingga kemajuan ekonominya. Semuanya itu diharapkan bisa kita capai," ujar dia saat rangkaian acara Hari Teknologi Nasional (Hakteknas) di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali, Senin (26/08).
Nasir menyatakan, upaya untuk mencapai kemajuan itu didukung dengan pembentukan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Tahun 2017-2045. Di mana dalam rancangan itu ada 10 bidang riset yang menjadi fokus pemerintah kedepannya untuk membangun Indonesia.
Bidang pertama yakni bidang pangan dan pertanian. Hal ini diupayakan untuk bisa mendorong mewujudkan cita-cita Indonesia untuk melakukan swasembada pangan. Kedua, bidang kesehatan dan obat-obatan, yang memang mayoritas bahan bakunya merupakan impor.
"Sehingga ini harus kita kembangkan risetnya di bidang kesehatan dan obat-obatan agar mengurangi impor," kata dia.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Kemudian, di bidang Information technology (IT), yang kini menjadi tulang punggung dalam menghadapi revolusi industri 4.0. "Di mana perang dagang antara AS dan China saat ini juga menyangkut IT yakni 5G. Maka dengan melihat perkembangan IT ini, bagiaman kita bisa meresponsnya dengan baik," lanjutnya.
Lalu bidang ke empat yakni transportasi baik udara, laut, maupun darat. Ketiganya sedang didorong oleh pemerinyah, yakni membangun transportasi untuk antar pulau, pembuatan pesawat perintis N-219 yang dikembangkan Lapan bersama PT Dirgantara Indonesia, serta pembuatan motor listrik Gesits karta mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
"Kelima adalah di bidang ilmu material yang didalamnya berkaitan dengan nanoteknologi. Serta ke enam bidang teknologi pertahanan," imbuh dia.
Serta yang selanjutnya di bidang energi dan energi terbarukan. Salah satunya, dengan memanfaatkan minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar, di mana sudah terealisasi dengan mandatori B20 atau bahan bakar bercampur 20% biodiesel. "Kini sedang dilakukan riset hingga B100. Sehingga diharapkan bisa semakin menekan defisit migas," katanya.
Lalu ada bidang kemaritiman, selanjutnya bidang mitigasi kebencanaan. Serta kesepuluh, bidang sosial humaniora, kultur, dan pendidikan.
"Terakhir merupakan hal yang sangat penting, karena itu harus melingkupi 9 bidang riset tadi. Sebab, tidak ada artinya jik ateknologi berkembang tapi sosial kita jadi masalah, maka ini dikaitkan semuanya bidang riset," tutupnya.
KEYWORD :Harteknas 2019 Kemenristekdikti Korea Selatan