Hari Australia memperingati peringatan tahun 1788 kedatangan armada Inggris pertama ke Sydney Cove di mana bendera Inggris dikibarkan di benua tersebut menandai dimulainya penjajahan (Foto: Getty)
Jakarta, Jurnas.com - Penulis dan akademisi Australia Yang Hengjun secara resmi didakwa sebagai agen mata-mata. Hal itu disampaikan Pemerintah Australia dan pengacaranya, yang menjadi kasus terakhir di mana Beijing tampaknya mengirim pesan perselisihan dengan pemerintah Barat.
Hengjun telah menulis posting blog yang mendorong demokrasi dan hak asasi manusia yang lebih besar bagi warga negara China, tetapi ia juga telah mengambil kewarganegaraan di negara yang sebagian besar memihak Amerika Serikat dalam bentrokan global atas teknologi buatan China.
"Pemerintah sangat prihatin dan kecewa mengetahui bahwa warga negara dan akademisi Australia, Dr Yang Hengjun secara resmi ditangkap di Tiongkok atas dugaan spionase pada 23 Agustus dan akan terus ditahan secara kriminal," kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, dilansir Washingtonpost
“Dr Yang telah ditahan di Beijing dalam kondisi yang sulit tanpa biaya selama lebih dari tujuh bulan. Sejak saat itu, China belum menjelaskan alasan penahanan Dr Yang, juga tidak mengizinkannya mengakses pengacara atau kunjungan keluarga," tambahnya.
Pengacara Yang, Rob Stary, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp bahwa Yang secara resmi didakwa melakukan spionase. Kementerian luar negeri Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar tersebut.
Seorang novelis terkemuka dan mantan pejabat China yang menyerahkan kewarganegaraannya dan berimigrasi ke Australia itu ditahan ketika ia terbang dari New York ke kota Guangzhou di China selatan bersama istri dan dua anaknya pada Januari tahun ini.
Keluarganya diizinkan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Shanghai, tetapi Yang telah ditahan di Beijing tanpa biaya sejak saat itu.
Dia ditahan hanya satu bulan setelah China menahan dua orang Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang sejak itu ditangkap dan didakwa melakukan pelanggaran serius.
Kovrig, seorang mantan diplomat Kanada yang telah bekerja sebagai analis China untuk think tank International Crisis Group, dituduh memata-matai dan mencuri informasi sensitif dan intelijen melalui kontak di Cina. Spavor, seorang pengusaha Kanada yang mempromosikan pertukaran dengan Korea Utara, adalah "kontak intelijen utama" Kovrig dan memberikan intelijen kepadanya, kata pihak berwenang.
KEYWORD :Penulis Australia Polisi China