Presiden Iran, Hasan Rouhani (Foto: Abedin Taherkenareh/EPA)
Teheran, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani, kembali menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki niat untuk berbicara dengan Amerika Serikat (AS), kecuali seluruh sanksi terhadap Teheran dicabut.
Pernyataan Rouhani pada Selasa (27/8), muncul sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dia akan bertemu dengan Rouhani untuk mengakhiri konflik nuklir.
"Teheran tidak pernah menginginkan senjata nuklir," kata Rouhani dilansir dari CNA. Dia mendesak Washington untuk segera melakukan pencabutan sanksi.
"Langkahnya adalah mencabut sanksi. Anda harus mencabut semua sanksi ilegal, tidak adil terhadap bangsa Iran," ujar dia.
"Kami akan terus mengurangi komitmen kami dari perjanjian nuklir 2015, jika permintaan kami tidak dijamin."
Presiden AS tahun lalu secara sepihak menarik keluar dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi kegiatan nuklir Teheran dengan imbalan perdagangan, investasi, dan keringanan sanksi.
Trump mengatakan kesepakatan itu memberi Iran kesempatan untuk membangun program militer nuklir rahasia, kendati Teheran bersikeras tudingan itu tidak berdasar.
Pada Selasa, Rouhani kembali menegaskan bahwa kunci perubahan positif ada di tangan Washington. Sebab Iran, menurut dia, tidak pernah melakukan apa yang paling dikhawatirkan AS, yakni membangun proyek bom atom.
"Jika sejujurnya ini adalah satu-satunya kepedulian Anda, kekhawatiran ini telah dihapus melalui fatwa yang dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei," tegas Rouhani.
Khamenei dikatakan telah mengeluarkan fatwa terhadap senjata nuklir pada 2003, dan telah mengulanginya beberapa kali sejak itu.
"Jadi, ambil langkah pertama. Tanpa langkah ini, kunci ini tidak akan dibuka," tandas dia.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam KTT G7 di Prancis, Trump menyatakan siap bertemu Rouhani dalam beberapa minggu mendatang.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia akan memfasilitasi pertemuan tatap muka pertama antara Presiden AS dan Iran itu.
KEYWORD :Hassan Rouhani Iran Amerika Serikat