Seorang pemrotes yang menggambarkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berdemonstrasi dalam sebuah protes di luar gerbang Number 10 Downing Street di Westminster, London pada hari Rabu. Foto oleh Will Oliver / EPA-EFE
Jakarta, Jurnas.com - Ratu Inggris Elizabeth II sepakat untuk menutup Parlemen selama lima minggu atas permintaan Perdana Menteri Boris Johnson. Namun hal itu menarik reaksi dari anggota parlemen yang bekerja untuk melakukan kesepakatan dengan Uni Eropa sebelum Inggris pergi dalam dua bulan.
Johnson meminta sang ratu untuk sementara waktu menangguhkan Parlemen dari awal September hingga 14 Oktober, dengan mengatakan langkah itu akan memungkinkannya untuk lebih mengejar kebijakan domestiknya. Lawan mengatakan dia berusaha menangkal campur tangan dari anggota parlemen berharap untuk memblokir jalan keluar tanpa kesepakatan Uni Eropa.
Dilansir UPI, Johnson sebelumnya berjanji Inggris akan meninggalkan aliansi 28 negara pada 1 November, dengan atau tanpa perjanjian Uni Eropa. Dia juga mengatakan alasan untuk pindah adalah karena sesi ini sudah berlangsung terlalu lama.
Jaksa Selidiki Peretasan Telepon Anggota Parlemen Oposisi Polandia saat Partainya Masih Berkuasa
Johnson membantah langkah itu ada hubungannya dengan keluarnya UE dari Inggris, dan mengatakan akan ada "cukup waktu" bagi anggota parlemen untuk berdebat sebelum pertemuan puncak para pemimpin UE di Belgia 17 Oktober.
Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menulis kepada ratu untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang rencana Johnson dan meminta pertemuan dengannya. Ketika Parlemen berkumpul kembali hari Kamis, Corbyn mengatakan hal pertama yang akan dilakukan adalah mencoba undang-undang untuk mencegah apa yang Johnson lakukan.
Duh, 50 Anggota Parlemen Iran Positif COVID-19
"Parlemen yang ditangguhkan tidak dapat diterima," kata Corbyn. "Apa yang dilakukan perdana menteri adalah menghancurkan dan memaksa demokrasi kita secara melalui kesepakatan."
Pembicara House of Commons John Bercow menyebutnya kemarahan konstitusional. "Sangat jelas bahwa tujuan menangguhkan Parlemen sekarang adalah untuk menghentikan anggota parlemen memperdebatkan Brexit dan melakukan tugasnya dalam membentuk suatu jalur bagi negara."
Pemimpin Demokrat Jo Swinson juga meminta pertemuan dengan ratu, mengatakan langkah itu "anti-demokrasi."
"Ini adalah waktu yang penting dalam sejarah negara kami, namun perdana menteri kami dengan arogan berusaha untuk memaksa melalui Brexit tanpa kesepakatan melawan keinginan demokratis," katanya. "Dia benar-benar melumpuhkan suara rakyat dan perwakilan mereka."
Ratusan orang berkumpul di luar Westminster untuk memprotes langkah Brexit dan Johnson. Para demonstran berbaris dari Parlemen ke Downing Street, di mana kantor dan tempat tinggal perdana menteri berada.
Para demonstran mengatakan lebih banyak protes dijadwalkan untuk akhir pekan.
KEYWORD :Ratu Inggris Anggota Parlemen Kesepakatan Brexit