Para siswa adu taktik dalam kompetisi roket air (Foto: Muti/Jurnas.com)
Depok, Jurnas.com - Tak kurang dari 140 siswa dari jenjang pendidikan dasar menengah menjadi pusat perhatian dalam kegiatan car free day di kawasan Universitas Indonesia, pada Minggu (29/9) pagi.
Mereka yang berasal dari 16 kota/kabupaten mulai dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Jombang, Pontianak, hingga Medan, berkompetisi menerbangkan roket air dalam Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) 2019.
Direktur Pusat Peragaan Iptek (PP Iptek) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) M. Syahrial Annas mengatakan, ini merupakan ajang rutin setiap tahun yang digelar secara berjenjang hingga tingkat nasional.
Sedangkan kompetisi roket air tersebut diharapkan dapat mengakrabkan masyarakat dengan sains, serta menanamkan kecintaan anak pada sains sejak usia dini.
"Kegiatan ini cukup bergengsi. Kami lakukan bukan untuk jadi ahli dirgantara, tapi kegiatan ini bisa disukai masyarakat dan memancing anak-anak tertarik pada sains. Kenapa roket air, karena menarik," jelas Syachrial di Lapangan Rotunda UI kepada awak media.
Yandri Susanto : Madrasah Penjaga Moral Bangsa
Kompetisi roket air berlangsung cukup ketat. Para peserta dituntut berhitung agar roket airnya mengenai sasaran yang berjarak 80 meter dari lokasi peluncuran.
Hitung-hitungan tersebut juga tentu tidaklah sekadar oretan. Mereka harus menentukan jumlah air, tekanan gas, sudut luncur, hingga arah angin.
"Jadi meskipun roket airnya sama, kalau peluncuran itu lain soal lagi. Mereka kita beri wind shock untuk tahu posisi angin," jelas Syachrial.
Benar saja, tak semua peserta berhasil meluncurkan roket airnya. Alih-alih tepat sasaran, sejumlah roket air malah terbang menyamping, atau hanya meluncur tinggi ke atas.
Untuk diketahui, roket air terbuat dari bahan botol plastik berkaborasi dengan jumlah sebanyak dua buah botol yang dirakit menjadi satu bagian badan (body) roket.
Badan roket dilengkapi dengan sirip roket yang terbuat dari bahan infraboard atau sterofoam tebal yang dipotong, dan dibentuk seperti sirip roket pesawat ulang alik. Desain sirip roket bentuknya dapat bermacam-macam tergantung dari kreativitas para peserta.
Kompetisi peluncuran roket air dilakukan sebanyak dua sesi peluncuran, roket air diluncurkan menuju zona sasaran yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 80 meter.
Penilaian terbaik diambil berdasarkan titik jatuh roket yang terdekat dengan target, baik dari peluncuran sesi pertama maupun kedua. Penilaian akan dinilai oleh juri dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Pusat Teknologi Roket LAPAN, dan PP Iptek.
KEYWORD :Roket Air PP Iptek Kemristekdikti Sains