Nana Sudiana (kanan) dalam acara bedah buku Amil Zakat Easy Going, Pemikiran dan Inisiatif Zakat di Era 4.0” di Warung Pasta Jakarta, Rabu (09/10).
Jakarta, Jurnas.com - Direktur Pendayagunaan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Nana Sudiana kembali meluncurkan buku dengan judul “Amil Zakat Easy Going, Pemikiran dan Inisiatif Zakat di Era 4.0”. Sebelumnya Sekjen Forum Zakat (FOZ) itu telah menulis buku dengan judul “Mengenal IZI Lebih Dekat” serta “Siapa Memudahkan, Dia Memudahkan”.
Buku ketiga dari pun berisi tentang kiprah amil zakat sendiri di tengah gelombang era 4.0 tak terbendung arusnya, yang akhirnya mempengaruhi dan menyebabkan sejumlah perubahan dalam gerakan zakat di Indonesia. Hal itu menjadi tantangan bagi para amil untuk mengembangkan zakat tanah air.
Nana Sudianan mengatakan ,“Buku Amil Zakat Easy Going; Pemikiran dan Inisiatif Zakat di Era 4.0” hadir untuk memenuhi dua tujuan besar yakni, menjadi referensi amil dan dan menjadi guidance strategi dan juga landasan moral untuk pegiat dan aktivis zakat Indonesia.
IZI Resmikan Rumah Sehat Holistik
“Di tengah gelombang perubahan jaman yang luar biasa, para amil harus memiliki kekuatan lahir dan batin untuk bekerja keras menyelesaikan berbagai persoalan dalam gerakan zakat Indonesia. Butuh stamina yang kokoh dan nafas yang panjang untuk membawa gerakan zakat terus naik kelas dan berada dalam posisi terbaiknya untuk membantu menjadikan gerakan ini sebagai solusi persoalan umat,” kata Nana dalam acara bedah buku Amil Zakat Easy Going, Pemikiran dan Inisiatif Zakat di Era 4.0” di Warung Pasta Jakarta, Rabu (09/10).
Menurut Nana, tantangan gelombang era 4.0 membuat para amil di gerakan zakat Indonesia mau tidak mau harus beradaptasi untuk bisa terus sukses dan lincah mengawal gerakan zakat Indonesia menuju cita-citanya, yakni mewujudkan masyarakat adil dan makmur, sejahtera dan memiliki kesadaran ber-Islam dengan baik sesuai dengan aj aran zakat selama ini.
Menjadi amil zakat yang baik, amanah dan professional, lanjut Nana, ternyata tak mudah. Diperlukan kesiapan mental dan spiritual yang memadai sehingga seseorang bisa mengemban amanah ini.
“Menjadi amil, tak cukup hanya bermodal semangat saja, ia juga harus memiliki mental pejuang yang selalu siap berkorban dan mengabdi untuk kebaikan sesama, terutama untuk kalangan masyarakat dhuafa,” lanjutnya.
Nana menambahkan, lahirnya Buku Amil Zakat Easy Going bertujuan untuk mengajak para pelaku zakat bahwa menjadi amil merupakan perbuatan yang mulia serta mudah apabila dilakukan dengan kesungguhan hati.
“Buku ini memberikan optimisme kepada para generasi Amil Zakat bahwa mengelola zakat itu mudah jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Karena Allah akan memudahkan segala urusan apabila dilakukan dengan penuh keikhlasan dalam hati,” tambahnya.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, H. Muhammad Fuad Nasar dalam sambutannya menilai, hadirnya buku Amil Zakat Easy Going, merupakan suatu trend positif untuk mengokohkan gerakan literasi zakat tanah air, yang tentu bisa dijadikan sebagai referensi lahirnya amil-amil zakat yang berkualitas.
“Kehadiran buku ini-yang merangkum gagasan dan pemikiran kontekstual tentang zakat dengan berbasis pada pengalaman penulisnya-sangat relevan dan bermanfaat guna memperkokoh literasi intelektual gerakan zakat di tanah air,” kata Fuad.
Menurut Fuad, tulisan-tulisan Nana dalam buku tersebut merupakan pemikiran yang sangat dalam, sehingga buku itu diharapkan mampu memicu lahirnya karya-karya dari para amil demi peningkatan zakat tanah air.
“Nana menulis tidak hanya dengan nalar, tapi juga hati, sehingga diharapkan buku ini bisa memicu para pelaku-pelaku di bidang zakat meluangkan waktu untuk menggoreskan pengalaman-pengalaman ke dalam tulisan untuk mendorong kebangkitan zakat di Indonesia,” ujarnya.
KEYWORD :Inisiatif Zakat Indonesia Amil Zakat Easy Going