Sabtu, 23/11/2024 11:36 WIB

FA Petisi Beberkan Penyebab Buruknya Kinerja BUMN

Ketua Forum Alumni Perguruan Tinggi Se-Idonesia, Andi Razak Wawo mengatakan beberapa faktor menjadi penyebab buruknya kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Andi Razak Wawo, Ketua Forum Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (Petisi)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia (FA-Petisi), Andi Razak Wawo mengatakan beberapa faktor menjadi penyebab buruknya kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pertama, lantaran tak diberlakukannya reward atau hukuman terhadap performa kinerja Direksi dan Komisaris BUMN atas kinerja perusahaan BUMN.

Tanpa ada dorongan untuk bersaing menjadi lebih baik, semangat mereka pun akan loyo dan orientasi kerja mereka berubah. Mereka sudah tak lagi memikirkan kondisi perusahaan, namun mereka hanya peduli dengan kepentingan `kantong-kantong` pribadi dan atau jejaringnya.

"Selama ini Direksi dan Komisaris BUMN hanya bisa bekerja untuk mengamankan kantong nya saja (safety player) tidak pernah berpikir bagaimana Perusahaan bisa mendapatkan profit yang besar agar proses pengembangan usaha dan daya saing jasa dan produk yang diberikan selalu menjadi yang terbaik," kata Andi Razak kepada Jurnas.com, Sabtu (07/12/2019).

Ketika Kementerian BUMN menerapkan reward dan hukuman, maka hasilnya akan berbeda. Pasalnya dengan target yang telah diberikan kepada Komisaris dan Direktur, mereka pun akan bekerja dengan semangat.

"Seharusnya Kementerian BUMN bisa melihat ini (bobroknya kinerja Direksi dan BUMN) dan memberlakukan system transaction atau biasa disebut rewards and punishment. Semestinya diberikan target performance profit agar bisa betul-betul bekerja keras dan effisien serta profesional," ujar dia.

Selain itu, lanjut Andi Razak, penyebab buruknya kinerja perusahaan BUMN juga dikarenakan tak ada strategi jitu saat mengganti direksi dan Komisaris BUMN.

"Mengganti Komisaris dan Direksi tanpa suatu Strategi dan pertimbangan yang tepat hanya akan menimbulkan mismanaged dan keraguraguan dalam bekerja. Hal ini sangat berbahaya dan bisa setback pengelolaan BUMN," katanya.

Masih kata Andi Razak, unsur pertemanan atau kepentingan politik sangat mendominasi ketika penunjukan Komisaris dan atau direksi perusahaan BUMN. Partai politik menitipkan kader - kadernya menjadi petinggi di BUMN, meskipun orang itu tak punya keahlian dan pengalamannya tak sesuai dengan perusahaan BUMN tersebut.

"Kebanyakan komisaris titipan dan tidak punya kompetensi di BUMN dia bekerja. Padahal komisaris itu harus lebih tinggi kompetensinya dari pada Direksi dan bidang pekerjaannya sesuai dengan keahlian dan pengalamannya.

Selanjutnya, penyebab bobroknya kinerja BUMN lantaran banyak tender proyek - proyek BUMN menjadi bancakan politikus.

"(Kepentingan partai) untuk meloloskan proyek-proyek dan anggaran demi kepentingan parpol," katanya dia.

Lantaran tugas dan fungsi Direksi atau Komisaris sangat strategis, Andi Razak pun berpesan agar Menteri BUMN, Erick Thohir menempatkan orang-orang yang memiliki berintegritas dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk menjadi Direksi atau Komisaris di Perusahaan BUMN.

"Integritasnya yang kuat, untuk bekerja independen dan sesuai kompetensinya, tidak bisa di intervensi dari siapapun. Dengan menandatangani fakta dedikasi untuk kesejahteraan rakyat dan memberantas KKN serta profit oriented, bila salah satunya dilanggar, maka  siap dicopot atau mengundurkan diri," katanya.

KEYWORD :

Andi Razak Wawo Direksi BUMN Komisaris Perusahaan Menteri Erick Thohir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :