Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah
Beirut, Jurnas.com - Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah menyebut militer Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah (Timteng) akan membayar harga, atas terbunuhnya komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani pada Jumat (3/1) lalu.
Sayyed Nasrallah juga menegaskan bahwa tentara AS dipastikan akan pulang ke negaranya dengan membawa peti mati, sebagai hukuman yang adil atas syahidnya Soleimani.
"Ketika peti mati prajurit dan perwira Amerika mulai diangkut ke Amerika Serikat, (Presiden) Trump dan pemerintahannya akan menyadari bahwa mereka benar-benar telah kehilangan wilayah itu, dan akan kehilangan pemilihan," kata Nasrallah, merujuk pada pemilihan presiden AS tahun ini.
Nasrallah mengatakan pendekatan seperti itu akan memaksa AS untuk menarik diri dari Timur Tengah.
"Mereka dihina, dikalahkan, dan diteror ketika mereka pergi di masa lalu," tegas dia dilansir dari Reuters pada Minggu (5/1).
Didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982, Hizbullah merupakan bagian penting dari aliansi militer regional yang didukung Iran. Sementara Washington sudah lama memasukkan Hizbullah sebagai kelompok teroris.
Hizbullah Amerika Serikat Iran Qassem Soleimani Sayyed Hassan Nasrallah