Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendapat kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia, H.E. Xiao Qian. Kedatangan Qian di ruang kerja Syarief Hasan, Lt.7, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR, Jakarta
Jakarta, Jurnas.com - Pagi sekitar pukul 09.00 WIB, 24 Januari 2020, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendapat kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia, H.E. Xiao Qian. Kedatangan Qian di ruang kerja Syarief Hasan, Lt.7, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR, Jakarta, disambut dengan ramah oleh pria asal Sulawesi itu. “Selamat pagi”, ujar Syarief Hasan. “Selamat Hari Raya China 2571”, tambahnya.
Kedatangan Duta Besar China menurut Syarief Hasan terkait rencana kunjungan diplomasi MPR ke negeri panda itu. Qian dalam pertemuan tersebut dikatakan memberi informasi dan apa yang perlu dipersiapkan terkait kunjungan diplomasi MPR ke China. Tak hanya itu, dalam pertemuan, Syarief Hasan dan Qian juga banyak membahas masalah hubungan kedua negara, Perairan Laut Natuna; dan isu-isu yang muncul di China, wabah virus corona dan kebebasan beragama.
Selepas masuknya kapal-kapal nelayan China bersama Coast Guard membuat masalah itu menjadi hangat. Hal demikian menurut Syarief Hasan mengutip dari pernyataan Qian karena China memiliki dasar hukum yang lain. Sebenarnya negeri panda itu sudah menandatangani hukum laut internasional, Uncloss. “Dan China sudah meratifikasi hukum laut internasional itu”, paparnya.
Masuknya nelayan-nelayan China menurut laporan Qian karena suhu di bumi utara dingin sehingga mereka tidak bisa mendapat ikan. Hal demikian membuat para nelayan mencari ikan ke wilayah yang lebih hangat hingga sampai masuk ke wilayah Indonesia.
Masalah yang ada di perairan Natuna beberapa waktu yang lalu, diharap oleh China tidak mengganggu hubungan kedua negara sebab jalinan kerja sama kedua negara diakui bagus. “Mereka ingin menyelesaikan masalah yang ada dengan cara-cara diplomasi”, ujar Syarief Hasan. Ia menerima kabar dari Qian bahwa Menteri Luar Negeri China akan berkunjung ke Indonesia. Menteri Luar Negeri China disebut akan mengadakan pertemuan dengan pejabat-pejabat Indonesia. “Dengan pertemuan itu akan membuat hubungan kedua negara menjadi lebih bermanfaat dan bagus”, tambahnya.
Saat ini di berbagai negara ramai isu virus corona. Di berbagai pelabuhan dan bandara di China serta negara yang lain siaga agar virus itu tidak menyebar dan menular. Menanggapi masalah yang demikian, menurut laporan Qian yang disampaikan kepada Syarief Hasan, virus corona hanya ada di di Provinsi Wuhan. “Menurut Bapak Duta Besar virus itu bisa dilokalisir”, ungkapnya. Penduduk yang ada di provinsi itu tidak boleh masuk dan keluar. Dengan demikian daerah lain yang berada di China menurut laporan Qian aman. “Mereka mengatakan sudah pengalaman menangani kasus-kasus seperti ini”, ujar Syarief Hasan. Meski demikian pemerintah China tetap mengontrol dan mengawasi virus itu.
Sebelum virus corona menjadi isu internasional, masalah Muslim Uyghur juga ramai dalam pemberitaan dunia internasional. Menurut paparan Qian kepada Syarief Hasan, pemerintah di sana memberi kebebasan beragama kepada umat Islam dan ummat yang lain. Untuk menyakinkan masalah itu, China mengundang MPR untuk melihat fakta yang ada bahwa pemerintah di sana memberi kebebasan beragama pada rakyat dalam menjalakan ibadahnya masing-masing.
Kinerja MPR