Sabtu, 21/09/2024 07:49 WIB

Soal Virus Corona, Pengamat: Lidah Trump Bercabang

Trump berbicara dalam bahasa bercabang dua, meyakinkan China di satu sisi bahwa AS mendukung upayanya dalam mengatasi wabah virus corona dan sisi lain menikamnya.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto via Press TV)

Washington, Jurnas.com - Analis politik, Dennis Etler, mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji upaya China untuk membendung wabah virus corona baru-baru ini setelah mengeluarkan kampanye ketakutan dan kepanikan terhadap Negeri Tirai Bambu.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, Washington memberikan contoh yang sangat buruk ketika sedang berupaya menangani virus corona. Ia mengatakan, alih-alih Trump memberikan bantuan yang dibutuhkan, malah menyebarkan kepanikan.

Pada Jumat (31/1) Trump mengucapkan terima kasih kepada China atas upaya dan transparansi dalam menanggulangi virus mematikan yang telah  menewaskan sedikitnya 361 orang sejauh ini.

"China telah bekerja sangat keras untuk mengendalikan Coronavirus," tulis Trump di akun Twitternya.

"Amerika Serikat sangat menghargai upaya dan transparansi mereka. Semuanya akan berjalan dengan baik. Khususnya, atas nama Rakyat Amerika, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Xi!" sambungnya.

Namun, pekan lalu, Trump menandatangani perintah yang melarang masuknya warga negara asing yang telah melakukan perjalanan ke China dalam dua minggu terakhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar tidak melakukan tindakan tersebut. Oraganisasi tersebut memperingatkan bahwa pembatasan perjalanan dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

Mantan profesor Antropologi di Cabrillo College di Aptos, California, Etler, mengatakan, Trump tidak konsisten, satu sisi meyakinkan China bahwa AS mendukung upayanya dalam mengatasi wabah virus corona, tapi sisi lain Gedung Putih menikamnya.

"AS memiliki sejarah panjang perjanjian yang rusak dengan penduduk asli. Kebiasaannya mengatakan satu hal dan melakukan yang sebaliknya. Hal itu menyebabkan lidahnya bercabang. Sejak itu, AS telah menempuh kebijakan kebohongan dan tipu daya dalam berurusan dengan negara-negara asing," kata analis itu.

"Contoh terakhir adalah hubungannya dengan China. Setelah China beritikad baik dalam negosiasi perdagangan dengan AS musim panas lalu, Washington menarik permadani dari bawah mereka dan mengingkari kesepakatan yang hampir selesai, menunda perjanjian akhir sampai sesuai dengan ambisi politik Trump, semua dengan harapan merusak ekonomi China, tidak berhasil," katanya.

"Sekarang, Trump berbicara dengan kata-kata berlapis madu yang mengatakan betapa dia menghargai upaya China untuk membendung pandemi virus, sementara itu meluncurkan kampanye ketakutan dan kepanikan terhadapnya. Ini, seperti yang ditunjukkan oleh sejarah," pungkasnya.

KEYWORD :

Virus Corona Dennis Etler Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :