Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menilai, saat ini umat Islam perlu menghayati secara serius istilah “Umat Menengah” atau “Umat Jalan Tengah” sebagai paham keagamaan di Indonesia. Ia katakan pandangan tersebut di dalam kultweetnya melalui akun Twitter @cakiminpkb dengan tema “Umat Menengah” pada Ahad 7 Agustus 2016.
Cak Imin menilai, sekalipun konsepsi "umat menengah" sudah akrab di kalangan warga NU, tetapi ia ingin wacana ini lebih mendalam dihayati dengan pengetahuan yang kualitatif, terutama untuk para kader dan pengurus PKB.
“Wasath berarti bagian tengah dari sesuatu.Poros atau titik berjarak dari "ujung" dan menjadi bagian baik di antara ujung. Wasath secara literal kita sebut "Umat Menengah". Ziaudin Sardar mengontekstualisasikan dengan istilah "Umat Jalan Tengah." Zia juga punya tafsir yang bagus "Umat Jalan Tengah" ini sebagai alat penentu hidup umat Islam untuk menentukan arah dan mengevaluasi diri. Tempatnya kita bertanya, apakah yang selama ini kita lakukan masuk jalan yang benar (siratal mustaqim) atau menyimpang,” terangnya.
Gus Muhaimin Pimpin Rapat Perdana Pansus Haji
Cak Imin memperkuat argumentasi bahwa “Umat Jalan Tengah” sangat esensial dari ajaran karena terhubung dengan gagasan keadilan. Wasath/Tawasuth, juga terkait dengan konsepsi keadilan. Umat menengah adalah umat yang adil, setara, seimbang, tidak timpang. Kategori hebat bukan?,” tulisanya.
Menurut Cak Imin, Konsepsi Islam dengan “Umat Jalan Tengah” tersebut menjadi inspirasi gerakan organisasi Nahdlatul Ulama, termasuk PKB yang bertujuan menekankan pentingnya sikap moderasi atau anti ekstremisme. Beberapa manfaat pemahaman “Umat Jalan Tengah” itu antara lain disebutkan oleh Cak Imin sebagaimana disebutkan dalam twitternya sebagai berikut:
”Umat yang berada di Jalan Tengah” akan lebih menjadikan kita rendah hati di tengah-tengah ekstremisme.Misalnya ketimpangan.
“Umat Jalan Tengah” akan selalu sadar pentingnya harta, menolak kemiskinan, sekaligus menolak keserakahan.
Kiai NU Dorong Muktamar Luar Biasa PBNU
“Umat Jalan Tengah” akan selalu sadar pentingnya keseimbangan antara ibadah/ritual dengan kegiatan muamalah.
“Umat Jalan Tengah” percaya keimanan tidak perlu menjadikan sikap fanatik menyalahkan keyakinan orang lain.Apalagi disertai kebencian.
”Umat Jalan Tengah” selalu berpikir kreatif menghubungkan Ajaran Islam dengan tradisi. Tradisi yang baik diserap, yang buruk ditinggalkan.
Dengan sikap Tawasuth itu Cak Imin berharap, Umat Islam yang mayoritas juga sadar, “mayoritas bukan untuk mendominasi,tapi melindungi. Ojo dumeh,” jelasnya. (Rusman)
KEYWORD :cak imin muhaimin iskandar PKB