Pekanbaru - Dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 yang selama ini digunakan dalam operasi pengeboman air dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau tidak beroperasi.
"Dua heli tersebut sedang dalam perawatan untuk 100 jam terbang dan perbaikan rutin," kata Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Yani Amirullah di Pekanbaru, Rabu 11 Agustus 2016.
Menurut Yani, perawatan rutin 100 jam terbang dilakukan pada helikopter jenis MI-8, sementara MI-171 dilakukan perbaikan dengan mendatangkan teknisi dari Palembang. Selain itu, satu unit pesawat "Air Tractor" (AT) yang juga dimanfaatkan untuk pengeboman air tidak dioperasikan karena dalam rangka perpanjangan izin terbang.
Satgas Udara Kebakaran Hutan dan Lahan Riau saat ini menyiagakan dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 serta dua AT yang seluruhnya dimanfaatkan untuk pengeboman air. Seluruh helikopter dan pesawat bermarkas di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin.
Dengan adanya perbaikan dan perawatan serta perpanjangan izin, praktis untuk hari ini upaya pemadaman hanya mengandalkan satu AT. "Kita maksimalkan dengan pesawat yang ada untuk patroli dan pengeboman air dengan pesawat 'Air Tractor'," jelasnya.
Boeing Hentikan Produksi Pesawat 737 Max Januari
Selain itu, dia juga mengatakan upaya penanggulangan dilakukan dengan pesawat Cassa yang dioperasikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membentuk hujan buatan. "Tadi kita sudah koordinasi dan petakan awan-awan yang berpotensi untuk membentuk hujan," lanjutnya.
Sementara itu, dua Helikopter Bell 214 bantuan BNPB yang tiba di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru pada Minggu (7/8) diterbangkan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah untuk memaksimalkan penanggulangan kebakaran hutan di wilayah tersebut. "Heli Bell 214 diterbangkan kemarin (Rabu, 10/8) ke Pangkalan Bun. Informasinya, BNPB akan mengganti dengan Helikopter Sikorsky, meski belum pasti. Tapi kita siap menerima bantuan tersebut," jelasnya. (ant)
KEYWORD :
MI-8 dan MI-171 pesawat air