Virus corona (Foto: Press TV)
Jeddah, Jurnas.com - Iran dituduh menutupi dampak virus corona di tengah kekhawatiran bahwa infeksi tersebut dapat menyebar ke seluruh wilayah tersebut karena standar perawatan kesehatan negara yang buruk.
Sepuluh kasus baru dikonfirmasi di Iran pada Sabtu (22/2), sehingga total menjadi 29 orang. Sementara itu, jumlah kematian meningkat menjadi enam atau tertinggi di luar China.
Sebagian besar kasus tersebut berada di Qom, di mana sekolah dan universitas akan ditutup mulai Minggu (23/2).
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, rezim Iran mengecilkan bahaya virus corona dan memberi warganya informasi yang salah.
Unggahan di media sosial membandingkan pengumuman virus corona Iran dengan upaya menutup-nutupi setelah Korps Pengawal Revolusi Islam menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina bulan lalu, menewaskan 176 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan khawatir tentang penyebaran virus dari Iran.
Dua kasus terbaru di Uni Emirat Arab pada Sabtu (22/2) adalah seorang turis Iran dan istrinya, dan kasus pertama Lebanon yang dikonfirmasi pada hari Jumat adalah seorang wanita berusia 45 tahun yang kembali dari Qom.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
"Kekhawatirannya adalah ... peningkatan yang sangat cepat dalam beberapa hari," kata Direktur Departemen Kesiapan Bahaya Menular Global WHO, Sylvie Briand.
"Kami hanya ingin tahu tentang kemungkinan lebih banyak kasus yang diekspor dalam beberapa hari mendatang," sambungnya.
Virus corona pertama kali terdeteksi pada bulan Desember di Wuhan, di provinsi Hubei di Cina. Ada hampir 78.000 kasus yang dikonfirmasi dan 2.362 kematian, hampir semuanya di Tiongkok. (Arab News)
KEYWORD :Informasi Salah Iran Kasus Virus Corona Amerika Serikat Uni Emirat Arab Darurat Virus Corona