Foto ilustrasi pasien corona (Foto: Ist)
Jeddah, Jurnas.com - Anggota gugus tugas nasional virus corona di Iran, Hamid Souri mengatakan, Iran masih menutupi jumlah kasus pandemi virus corona (COVID-19) dari fakta yang sebernarnya.
Ia mengatakan, pihak berwenang di Teheran mengatakan jumlah infeksi virus itu hanya lebih dari 62.000, dengan jumlah kematian 3.872. Faktanya, jumlah sebenarnya adalah sekitar 500.000.
Penyebaran pandemi regional dimulai di Iran, sebagian besar disebut dibawah oleh para peziarah yang kembali dari kota-kota suci seperti Qom karena keterlambatan pemerintah menerapkan pembatasan pergerakan.
Para dokter dan beberapa anggota parlemen Iran telah mengatakan sebelumnya bahwa jumlah kasus dan kematian akibat virus corona jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh angka resmi.
Rezim mengklaim pada Selasa (7/4), sekitar 70 juta orang Iran dari populasi 83 juta sekarang sudah diskrining untuk virus tersebut. Namun, Souri mengatakan, tidak mungkin untuk memverifikasi angka itu.
Di seluruh dunia, jumlah orang yang terinfeksi virus ini mendekati 1,4 juta, dan hampir 80.000 telah meninggal.
Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson, yang terjangkit gejala virus selama hampir dua minggu, masih dalam perawatan intensif setelah dibawa ke rumah sakit pada Minggu (5/4) malam karena kondisinya semakin memburuk.
"Dia (Johnson) tetap stabil dalam semalam. Ia menerima perawatan oksigen standar dan pernapasan tanpa bantuan apa pun. Dia tidak memerlukan ventilasi mekanik atau bantuan pernapasan non-invasif," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.
"Saya yakin dia akan berhasil karena, jika ada satu hal yang saya ketahui tentang perdana menteri ini, dia pejuang," sambungnya.
Di Amerika Serikat (AS), negara yang paling parah dilanda virus yang pertama kali muncul di Wuhan itu. Angka kematian di negara bagian New York naik 731 menjadi 5.489.
Namun demikian, Gubernur Andrew Cuomo mengatakan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit mencapai puncak, dan akan berkerja dengan para gubernur di New Jersey dan Connecticut dalam sebuah rencana untuk memulai kembali kehidupan begitu krisis mereda.
Cuomo mengatakan penutupan bisnis dan sekolah dan langkah-langkah sosial jarak jauh memiliki dampak yang diinginkan dan mendesak kepatuhan terus. "Perilaku kami memengaruhi jumlah kasus. Mereka tidak turun pada kita dari surga," katanya.
Sementara itu, Spanyol mengatakan terjadi tren penurunan infeksi. Namun, kematian baru terus berlanjut. Selanjutnya di Tiongkok, untuk pertama kalinya tidak ada kematian baru yang dilaporkan. (Arab News)
KEYWORD :Virus Corona Korban Virus Corona Hamid Souri Pemerintah Iran