Diskusi tentang Harga Rokok Naik Untuk Siapa./foto:tribun
Jakarta - Pada sebuah sesi, Mukhamad Misbakhun (Komisi XI DPR RI) tampak tidak senang dengan penjelasan yang sedang disampaikan oleh Tulus Abadi (Ketua Harian YLKI). Misbakhun merasa tersinggung atas penjelasan yang disampaikan Tulus.
Tulus Abadi, menjelaskan bahwa rokok tak hanya berkaitan dengan persoalan kesahatan saja. Namun, sebenarnya rokok berdampak pada lingkungan.
"Puntung rokok itu menyumbang pencemaran laut paling tinggi, bukan hanya plastik. Plastik itu nomor dua, tapi puntung rokok itu menyumbang pencemaran laut paling tinggi. Banyak terumbu-terumbu karang mati karena menyimpan puntung rokok yang beracun. Ini data data internasinal," jelas Tulus, di Jakarta, Sabtu (27/8).
Menurutnya, industri rokok berdampak pada lingkungan secara nyata. Misalnya penggundulan hutan. Tulus yang mengutip data WALHI NTB, yang menyebutkan 1,4 juta pohon ditebang untuk pertanian tembakau.
"RUU Pertembakauan itu binatang yang aneh, mengapa tidak ada uu perpadian, uu perkedelaian, yang selalu mengimpor dan seterusnya. Justru tembakau yang banyak impor juga dibuatkan undang-undang," kata Tulus.
Namun, belum selesai penjelasan Tulus, Misbakhun kemudian menyela pembiacaraan. Penjelasan soal undang-undang itu tampaknya membuat anggota Komisi XI itu sedikit tersinggung.
"Itu sudah ada undang-undang kebutuhan pokok pangan. UU itu sudah ada. Jadi, jangan membelokkan isunya itu menjadi komoditas. Saya jadi tersinggung kalau ngomongnya seperti ini. Ini sudah mulai merendahkan nalar politik saya," ucap Misbakhun.
Moderator tampaknya lebih sigap. Percakapan sebentar tersebut tidak berlanjut, karena ada narasumber lain yang juga akan memberikan penjelasannya dalam diskusi tersebut.[]
KEYWORD :mukhamad misbakhun tulus abadi ylki rokok komisi xi tersinggung