Sabtu, 21/12/2024 20:28 WIB

Bicara Ahok Tidak Benar

Namun, bagi Mohamad Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI, gaya bicara, sikap dan perilaku Ahok dinilai banyak kalangan cenderung tidak santun. 

Bahasa kuasa./Ilustrasi

Jakarta - Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memang dikenal ceplas-ceplos jika bicara. Tak soal siapa lawan biacara yang dihadapinya. Gaya bicara inilah yang tidak disukai oleh banyak orang, yang menurut Ahok sendiri pernah katakan sebagai kebiasaan asalnya sana, di Belitung.

Namun, bagi Mohamad Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI, gaya bicara, sikap dan perilaku Ahok dinilai banyak kalangan cenderung tidak santun.  "Kita nggak mau ada gubernur yang nggak ada adabnya, maki-maki rakyat. Bukan keras mah itu namanya, itu nggak pakai adab," ucap Taufik dalam sebuah diskusi politik, Sabtu (27/8).

Bahasa yang dipakai oleh Ahok juga digugat oleh Yusril Ihza Mahendra. Profesor tata negara asal Belitung, dalam kultwitnya Sabtu (27/8) petang, bahwa Bahasa Melayu yang digunakan sebagai bahasa lisan di Belitung adalah bahasa yang halus, penuh basa basi tanda menghormat kepada lawan bicara.

"Kalau bertutur dengan bahasa Belitung, bicara dengan kata2  kasar bukanlah kebiasaan. Bahasa Belitung itu masuk rumpun Bahasa Melayu Riau," tulis Yusril.

Ia dan juga penulis Andrea Hirata, yang sama-sama dari Belitung, sedari kecil menggunakan bahasa Melayu di Belitung. Bahasa yang dipakai dalam keseharian mempengaruhi cara bertutur kata dalam Bahasa Indonesia hingga sekarang.

"Jadi tidak  benar kalau Ahok mengatakan kebiasaan orang di Belitung bicara dengan bahasa yang kasar," jelas Yusril.

Oleh karena itu, ia berharap Ahok bisa menjelaskan kepada banyak pihak, bahasa apa yang dimaksud Ahok. Itu sangat penting dijelaskan agar tidak menimbulkan salah paham. Karena menurutnya, bicara Ahok tidak benar jika bahasa yang dipakainya adalah bahasa sedari Belitung.

KEYWORD :

yusril ihza mahendra ahok gubernur dki bahasa melayu tidak benar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :